SENANG sekali akhirnya bisa kembali naik gunung di tahun 2024 meskipun saat menulis catatan perjalanan ini sambil merasakan sisa-sisa pegal di kaki. Ya, 2–3 Juli kemarin saya bersama 7 anak lainnya yaitu Akhsan, Galih, Saffana, Devi, Dendy, Ulhaq, dan Hamid mendaki Gunung Merbabu melalui jalur Wekas.
Berdasarkan catatan pribadi milik saya, Gunung Merbabu jalur Wekas paling sering saya gunakan. Terhitung ini kali ke–17 naik Merbabu melalui jalur Wekas sejak dimulai tahun 2007 silam. Sedangkan jalur lain: Cuntel 1 kali, Selo 2 kali, dan Suwanting 1 kali.
Jauh-jauh hari kami sudah membicarakan rencana pendakian ini. Khususnya setelah kegiatan diklat Gaspala, di mana kami yang ikut pada pendakian ini mayoritas orang Gaspala, kecuali Hamid yang merupakan anak MPK.
Baca juga: Mendaki Itu Candu, Catatan Pendakian Merbabu Via Jalur Wekas
Obrolan via daring maupun kopi darat (kopdar) sudah sering dilakukan untuk membahas persiapan pendakian ini. Seringnya kami membahas di angkringan timur SMAN 2 Kebumen pada malam-malam tertentu yang telah disepakati maupun secara dadakan.
Lalu disepakati secara bersama-sama bahwa pendakian kali ini tidak melibatkan banyak peserta seperti pendakian sebelumnya: Gunung Merbabu via Wekas tahun 2019, Gunung Sindoro via Sigedang tahun 2020, Gunung Prau via Wates tahun 2021, atau Merbabu via Wekas tahun 2022. Yang mana pendakian Merbabu tahun 2022 rombongan kami dihantam hujan badai.
Packing
Sehari sebelum hari H, Senin 1 Juli 2024, kami berdelapan melakukan packing dan cek perbekalan serta perlengkapan di rumah Devi. Setiap peserta mendapat jatah/tugasnya masing-masing. Ada yang ditugasi meracik bumbu sayur sop seperti bawang putih, bawang merah, dan merica. Seketika jadi ingat kalimat template Jejak Si Gundul: Ndul ini bumbunya. Termasuk pembagian tugas siapa yang membawa perlengkapan kelompok: kompor, gas, dan tenda.
Selasa, 2 Juli 2024
Kami berkumpul di depan minimarket dekat SPBU Kawedusan pukul 7.15 WIB. Sambil menunggu semuanya lengkap, ada yang mengisi bensin dan membeli bekal di minimarket. Setelah semuanya hadir, dilanjutkan dengan membuat konten sebelum berangkat serta berdoa.
Perjalanan menuju Magelang kami mulai pukul 7.45 WIB, dan sampai di daerah Kecamatan Pakis sebelum masuk gapura arah basecamp pada pukul 10.00 WIB. Di sini kami berhenti sebentar untuk melengkapi perbekalan. Saya membeli kripik singkong, Galih membeli jajanan rambut nenek, Akhsan dan Dendy sepertinya membeli roti. Saya lupa dua anak ini beli makanan apa, yang pasti bukan sosis/nugget karena saya ngga doyan.
Selanjutnya memasuki gapura arah basecamp atau biasa disebut gapura Wekas, jalan mulai menanjak. Motor yang saya pakai termasuk yang paling butut, maka dengan mudahnya disalip oleh yang lain.