Bagaimana TBC Menyebar dan Siapa yang Berisiko?

Ilustrasi batuk berdarah. (Ft. Odua Images)

TUBERKULOSIS (TBC) menyebar melalui udara ketika seseorang dengan TBC aktif batuk, bersin, atau berbicara, dan bakteri tersebut masuk ke udara.

Sejumlah kelompok orang berisiko lebih tinggi terkena TBC; yakni orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS,  anak-anak dan orang tua, orang yang hidup atau bekerja di lingkungan dengan kepadatan penduduk yang tinggi, seperti penjara, tempat penampungan tunawisma, atau fasilitas kesehatan. Kemudian orang yang tinggal di atau berasal dari daerah dengan tingkat TBC yang tinggi dan petugas kesehatan yang sering berhubungan dengan pasien TBC.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bima https://idibima.org memberikan informasi bahwa TBC tidak hanya menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyerang organ lain, menyebabkan gejala yang berbeda-beda:

  • TBC Kelenjar Getah Bening: Jika TBC menyerang kelenjar getah bening, gejalanya mungkin termasuk pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak nyeri, biasanya di leher atau di bawah lengan. Pembengkakan ini bisa membesar dan menyebabkan ketidaknyamanan.
  • TBC Tulang dan Sendi: Ketika TBC menyerang tulang, gejalanya bisa berupa nyeri pada tulang yang terinfeksi, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi. TBC tulang seringkali menyerang tulang belakang, menyebabkan nyeri punggung kronis dan dalam kasus parah, kerusakan struktur tulang.
  • TBC Sistem Saraf Pusat: TBC dapat menyebar ke otak dan selaputnya, menyebabkan meningitis TBC. Gejalanya termasuk sakit kepala parah, leher kaku, mual, muntah, dan perubahan kesadaran.
  • TBC Ginjal dan Saluran Kemih: Gejala TBC pada ginjal dan saluran kemih termasuk nyeri pinggang, adanya darah dalam urine, sering buang air kecil, dan rasa nyeri saat buang air kecil.
  • TBC Kulit: Infeksi TBC pada kulit dapat menyebabkan munculnya lesi atau luka yang tidak sembuh-sembuh, seringkali dengan keluarnya nanah atau darah.

Mengetahui dan mengenali gejala-gejala ini sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Diagnosis dan Pengobatan TBC: Apa yang Harus Dilakukan?

Jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Diagnosis TBC biasanya dilakukan melalui beberapa tahap:

  1. Tes Kulit Mantoux: Tes ini melibatkan penyuntikan sedikit protein bakteri TBC ke kulit dan memeriksa reaksinya setelah 48-72 jam.
  2. Tes Darah: Tes darah dapat mengukur respons sistem kekebalan terhadap bakteri TBC.
  3. Rontgen Dada: Digunakan untuk melihat apakah ada kerusakan atau perubahan pada paru-paru.
  4. Tes Dahak: Sampel dahak diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi bakteri TBC.

Pengobatan TBC melibatkan penggunaan antibiotik yang harus diminum secara teratur dan lengkap selama 6-9 bulan. Beberapa obat yang sering digunakan termasuk isoniazid, rifampisin, ethambutol, dan pyrazinamide. Penting untuk menyelesaikan seluruh regimen pengobatan untuk memastikan bakteri benar-benar hilang dan untuk mencegah resistensi obat.

Update Lainnya