5 Mitos Tentang Sinar Matahari yang Perlu Kamu Tahu

Image by Alek Zotoff from Getty Images

SINAR matahari sering kali disalahpahami. Banyak orang masih percaya mitos yang justru bisa membahayakan kulit mereka. Padahal, kalau kamu paham faktanya, kamu bisa melindungi kulit dengan lebih efektif.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kepulauan Lingga pafikeplingga.org membongkar lima mitos paling umum seputar sinar matahari!

Mitos 1: Saat Mendung, Nggak Perlu Pakai Sunscreen

Salah! Meski langit terlihat mendung, hingga 80% sinar UV masih bisa menembus awan (American Academy of Dermatology). Jadi, kamu tetap harus pakai sunscreen, bahkan di hari yang tidak panas.

Mitos 2: Semakin Tinggi SPF, Semakin Lama Bisa Melindungi

SPF tinggi memang memberi perlindungan lebih besar, tapi bukan berarti kamu bisa santai seharian tanpa reapply. Semua sunscreen, berapa pun SPF-nya, harus diulang pemakaiannya setiap 2–3 jam, apalagi kalau kamu berkeringat atau berenang.

Mitos 3: Kulit Gelap Nggak Butuh Sunscreen

Banyak yang berpikir kulit gelap lebih tahan terhadap sinar matahari. Faktanya, semua jenis kulit bisa rusak karena sinar UV, dan kulit gelap tetap berisiko terkena kanker kulit, meski kemungkinannya lebih rendah.

Mitos 4: Jemur Matahari di Pagi Hari Aman Sepanjang Waktu

Paparan sinar matahari pagi memang bagus untuk vitamin D, tapi jika dilakukan terlalu lama, tetap bisa membuat kulitmu kusam dan kering. Batasi durasi maksimal 15–20 menit saja sebelum pukul 9 pagi.

Mitos 5: Duduk di Bawah Payung Sudah Aman dari Sinar Matahari

Sinar UV bisa memantul dari pasir, air, bahkan beton, jadi duduk di bawah payung saja tidak cukup. Kombinasikan dengan sunscreen dan pakaian pelindung agar perlindunganmu maksimal.

Sumber:

Disclaimer:  Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi. Jika kamu memiliki kondisi kulit tertentu, konsultasikan ke dokter sebelum menerapkan informasi ini.

Update Lainnya