Merbabu Jalur Suwanting: View-nya Amazing, Jalurnya Bikin Sinting

Mengobrol dengan pendaki lain saat berpapasan di jalur pendakian. (Foto: Hari)

Entah sudah yang ke berapa kalinya saya mengunjungi gunung ini. Sejak pertama kali naik Gunung Merbabu di tahun 2007 silam. Yang paling dominan adalah naik lewat jalur Wekas, sepertinya 14 kali. Pernah juga sekali lewat jalur Cuntel Kopeng di tahun 2010. Jalur Selo di tahun 2014.

Sedangkan untuk jalur Suwanting, yang menurut teman saya jalurnya bikin sinting tapi view-nya amazing, saya belum pernah. Dan pada kesempatan ini, saya akan mengisahkan tentang pendakian Gunung Merbabu lewat Jalur Suwanting yang baru saja dilakukan pada Rabu-Kamis, 1-2 Juni 2022.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Gua Petruk, Salah Satu Geosite dan Wisata Minat Khusus di Kebumen

Selasa, 31 Mei 2022. Jadwal perjalanan (rundown) sudah dibagikan ke grup WA beberapa hari sebelum hari H. Semua peserta yang terdiri dari enam orang yaitu Bagus, Fatih, Samsul, Irsyad, Sulkhan, dan saya sendiri mau tidak mau berusaha menepati jadwal tersebut. Berkumpul di rumah Samsul pukul 13.00 WIB.

Titik kumpul sebelum berangkat. (Foto: Hari)

Namun sejak Selasa pagi, beberapa tugas seakan datang menghampiri hingga membuat saya terlambat datang ke titik kumpul. Di antaranya membuat rilis berita vaksinasi di Puskesmas Alian, pelatihan jurnalistik di Diskominfo, ke Prokopim Setda, dan ke markas PMI Kebumen.

Pukul 12.30 WIB semua tugas baru bisa diselesaikan. Tidak ingin membuat peserta lain menunggu terlalu lama, saya gunakan jurus skala prioritas. Mestinya masih harus membeli beberapa bekal untuk dibawa: abon, minyak kayu putih, dan roti.

Dengan terpaksa, barang-barang tersebut saya coret. Itupun masih harus membeli buah-buahan. Karena berdasarkan hasil pembagian tugas di grup, saya kedapatan membawa buah. Berusaha untuk saling melengkapi, maka pembelian buah saya lakukan di tengah perjalanan ke rumah Samsul yaitu di Jalan Sarbini, sebelum lampu merah Stadion Candradimuka.

Meskipun di rombongan ini saya yang paling tua sekaligus dijadikan ketua rombongan, namun karena saya terlambat datang, tetap saja ada rasa bersalah. Apalagi ke Irsyad yang datang paling awal, sejak pukul 13.00 WIB dia sudah sampai di rumah Samsul.

Meminta maaf karena terlambat datang ke semua peserta, meskipun mereka menganggap tidak jadi masalah, namun urusan ketepatan waktu mestinya jangan dijadikan kebiasaan. Seperti Samsul yang mengejek karena jadwal menjadi molor. Dia memang begitu.

Pukul 14.30 WIB kami berangkat menuju arah timur sampai Pasar Sruni. Berhenti sebentar di minimarket karena Sulkhan perlu belanja beberapa item barang. Lalu lanjut ke selatan sampai Wonosari hingga tembus jalan raya Kebumen-Purworejo.

Satu setengah jam perjalanan kami menepi karena hujan deras di Kecamatan Bener, Purworejo. Sudah dekat perbatasan Purworejo-Magelang. Lalu diputuskan untuk salat Asar sembari menunggu hujan reda. Namun yang diharapkan tidak kunjung reda. Akhirnya kami putuskan lanjut perjalanan setelah salat Magrib.

Pos terkait