Pemanfaatan Machine Learning dalam Dunia Kesehatan

Dr Apt Muh Husnul Khuluq MFarm. (Foto: Humas UNIMUGO)
Analisis  Risiko Kematian Pasien COVID-19 Berdasarkan Data Klinik, Obat, dan Laboratorium

Oleh: Dr Apt Muh Husnul Khuluq MFarm*

SAAT ini, dunia kesehatan sedang menghadapi tantangan besar dalam hal penanganan data dan informasi medis yang semakin kompleks. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan penanganan masalah kesehatan adalah kemampuan untuk mengelola data besar (big data) secara efektif.

Dengan berkembangnya teknologi, khususnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI), semakin banyak solusi yang dapat ditawarkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. AI memiliki kemampuan untuk menganalisis sejumlah besar data dengan cepat dan akurat, membantu dalam pengambilan keputusan medis yang lebih tepat dan efisien.

Dalam kasus seperti pandemi COVID-19, penggunaan AI menjadi mutlak diperlukan. Penanganan pasien COVID-19 melibatkan analisis data yang kompleks, mulai dari riwayat kesehatan pasien, diagnosis, hingga manajemen perawatan. AI memungkinkan dokter dan tenaga medis untuk memproses data pasien dalam jumlah besar dengan kecepatan yang sulit dicapai oleh manusia.

Baca Juga: Kualitas Hidup Rendah, Ibu Remaja Rentan Depresi Pasca Melahirkan

Hal ini terutama penting untuk memprediksi perkembangan penyakit, mengidentifikasi pola penularan, serta mengoptimalkan alokasi sumber daya kesehatan seperti ventilator dan tempat tidur di rumah sakit.

Selain itu, AI juga memungkinkan pengembangan model prediktif yang dapat membantu memperkirakan kebutuhan perawatan dan kapasitas rumah sakit di masa mendatang. Dengan bantuan AI, penanganan pandemi dapat menjadi lebih terarah dan responsif. Data yang dianalisis oleh AI mencakup berbagai faktor, mulai dari data obat, data klinik, dan data laboratorium.

Sistem Diagnosa Berbasis Machine Learning

Salah satu contoh penerapan AI adalah dalam sistem diagnosa berbasis machine learning yang dapat memprediksi mortalitas pasien COVID-19 melalui analisis data klinik, data obat dan data laboratorium. Dalam kasus COVID-19, penelitian menunjukkan bahwa AI mampu memprediksi dengan baik tingkat keparahan penyakit berdasarkan pola data yang dikumpulkan, seperti kadar oksigen dalam darah, hasil tes laboratorium terkait fungsi organ vital, dan gejala klinis lainnya. Misalnya, AI dapat menandai pasien yang memiliki risiko tinggi mengalami pneumonia berat atau sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), yang sangat membutuhkan perawatan intensif.

Penggunaan AI juga dapat memperkecil risiko human error dalam proses diagnosa dan perawatan. Selain itu, AI juga membantu dalam proses triase, yaitu menentukan urutan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat keparahan kondisi mereka. Dalam situasi di mana sumber daya medis seperti tempat tidur di ICU atau ventilator terbatas, AI bisa digunakan untuk membedakan antara pasien yang memerlukan penanganan segera dan pasien yang bisa dipantau secara non-invasif atau di rumah. Teknologi ini membantu dokter dan tenaga medis mengelola alokasi sumber daya dengan lebih efisien, memastikan bahwa pasien yang berada dalam kondisi kritis mendapatkan penanganan prioritas.

Halaman: 1 2
Update Lainnya