Inovasi Sediaan Farmasi: Nanoemulsi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh Sebagai Antiinflamasi

Dr apt Naelaz Zukruf Wakhidatul K MPharm Sci menyampaikan orasi ilmiah. (Foto: Dok. UNIMUGO)

Oleh: Dr apt Naelaz Zukruf Wakhidatul K MPharm Sci

  1. Tantangan dalam Pengembangan Obat Herbal

DALAM era perkembangan ilmu kefarmasian saat ini, obat herbal tetap menjadi pilihan penting dalam pengobatan. Indonesia, dengan kekayaan biodiversitasnya, memiliki potensi besar dalam pengembangan obat dari bahan alam. Salah satu tanaman yang telah lama dikenal memiliki khasiat obat adalah cengkeh (Syzygium aromaticum L.).

Minyak atsiri bunga cengkeh (MABC) mengandung eugenol sebanyak 78-95% yang telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi yang signifikan. Eugenol bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) hingga 58,15% dan lipooksigenase-12 hingga 86,15%. Enzim-enzim ini berperan penting dalam proses inflamasi atau peradangan.

Namun, pengembangan sediaan farmasi dari minyak atsiri menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

  • Ketidakstabilan termodinamika yang menyebabkan pemisahan fase
  • Penguapan yang cepat pada sediaan konvensional
  • Kelarutan minyak atsiri yang sangat rendah
  • Hambatan penetrasi obat saat menembus lapisan stratum corneum kulit
  1. Inovasi Nanoemulsi: Solusi Penghantar Obat Modern

Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian kami mengembangkan cara baru dalam mengantarkan obat ke tubuh menggunakan teknologi sangat kecil yang disebut “nanoteknologi” salah satunya yaitu nanoemulsi.

Halaman: 1 2 3
Update Lainnya