Oleh: Peri Wahyono, S.Sos.
DUNIA bisnis digital, dengan dukungan teknologi informasi yang berkembang pesat, mengalami lompatan di setiap periodesasinya. Pemerintah sebagai pemilik kebijakan ekonomi pun dituntut segera beradaptasi atas perubahan perilaku pasar yang dinamis.
Dalam konteks ini, etika bisnis menjadi landasan yang penting atas segala kebijakan untuk mengontrol jalannya perubahan tersebut. Tanpa penerapan etika bisnis yang benar, sangat mungkin terjadi disfungsi market digital bisnis yang berdampak terhadap kesejahteraan dan keadilan ekonomi.
Media sosial menjadi salah satu platform digital yang digunakan oleh pelaku bisnis untuk mempromosikan produk-produknya. Salah satu yang berkembang pesat melalui penggunanya adalah aplikasi TikTok. Dalam konteks bisnis TikTok membuat sebuah terobosan dengan menggabungkan fungsi antara media sosial dengan e-commers. Dalam waktu yang relatif singkat, aplikasi ini menjadi penguasa pasar sosial dan bisnis di kalangan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Mengelola Instagram dalam Etika Bisnis untuk Social Media Marketing di Era Digital
Teknologi digital diproyeksikan akan terus berkembang dan menguasai sendi kehidupan manusia. Meskipun masih banyak peluang dan hambatan atas perkembangannya. Aktivitas bisnis selalu dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal, seperti politik, hukum, lingkungan bisnis global, kondisi perekonomian dan teknologi (Prasetyo, 2020).
Teknologi media digital tidak hanya sebatas sebagai alat komunikasi melainkan sebuah sistem sosial bisnis yang menghubungkan individu atas dasar pemenuhan kebutuhan hidup. Platform seperti website, media sosial, e-commerce dan media lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern.
Pelaku bisnis meyakini bahwa penggunaan media digital, terutama untuk perdagangan (online) memberikan dampak manfaat yang positif (Takariani, Praditia, & Puspitasari, 2020). Walaupun terdapat juga dampak negatif yang muncul dari aktivitas digital tersebut.
Kemudahan penggunaan aplikasi TikTok Shop menjadikan konsumen meningkat, karena alasan praktis, sistem pembayaran waktu yang lebih mudah dan efisien yang bisa dibayarkan dengan bentuk transfer atau dengan Cash On Delivery (COD), serta promosi yang ditawarkan dari aplikasi konsumen melimpah.
Baca Juga: Pelajar SMK Basada Diajak Berwirausaha Melalui Digital Marketing
TikTok juga merupakan platform media sosial yang mayoritas berisi konten hiburan, jadi banyak kalangan masyarakat yang menggunakannya. Sedangkan aplikasi lain seperti Shopee yaitu aplikasi yang sengaja dibuat khusus untuk menjadi sebuah e-commerce untuk jual beli barang yang dibutuhkan penggunanya.
Mengingat pentingnya melindungi konsumen, pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang No. 08 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang disingkat menjadi UUPK. Dengan UUPK tersebut, masyarakat memiliki payung hukum untuk melindungi haknya.
Dilihat dari perkembangannya, seller bisa saja merasa diuntungkan atau dapat juga merasa dirugikan. Diuntungkan apabila barang tersebut sesuai dengan permintaan konsumen, dan dirugikan apabila barang tersebut di-return oleh konsumen.
Etika bisnis dalam TikTok Shop pada dunia media sosial adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena platform ini menggabungkan hiburan dan transaksi bisnis. TikTok Shop memungkinkan penjual untuk memasarkan dan menjual produk langsung kepada pengguna melalui konten video pendek.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai etika bisnis dalam TikTok Shop:
-
Transparansi dalam Promosi
Penjual harus jujur dalam menyampaikan informasi produk. Etika bisnis menuntut agar promosi yang dilakukan tidak menyesatkan atau memberikan informasi palsu. Misalnya, jika produk memiliki kekurangan, penjual harus menyampaikannya dengan jelas dan tidak hanya menonjolkan sisi positif produk saja. Pengguna TikTok yang berbelanja di platform ini sering kali dipengaruhi oleh konten yang menarik, sehingga kejujuran sangat penting untuk menjaga kepercayaan konsumen.
-
Menghormati Konsumen
Etika bisnis mengharuskan penjual untuk selalu menghormati konsumen dalam setiap aspek, mulai dari cara berkomunikasi hingga penanganan keluhan. Jika ada masalah dengan produk atau pengiriman, penjual harus cepat tanggap dan menyelesaikan masalah secara profesional. Mengabaikan konsumen atau memberikan respons yang buruk dapat merusak reputasi penjual di TikTok Shop dan media sosial secara umum.
-
Etika Iklan dan Endorsement
Banyak kreator konten di TikTok yang bekerja sama dengan penjual untuk mempromosikan produk. Etika bisnis dalam hal ini menuntut adanya transparansi dalam endorsement atau iklan berbayar. Kreator atau penjual harus menyertakan informasi bahwa konten tersebut adalah iklan atau kerja sama berbayar agar konsumen tidak merasa ditipu. Pengguna media sosial cenderung menginginkan otentisitas, sehingga kejelasan antara konten organik dan iklan sangat penting.
-
Privasi dan Perlindungan Data
Dalam menggunakan TikTok Shop, baik penjual maupun pembeli berbagi informasi pribadi seperti alamat pengiriman, nomor telepon, atau metode pembayaran. Etika bisnis dalam hal ini mencakup kewajiban penjual untuk menjaga privasi dan keamanan data konsumen. Penyalahgunaan data pribadi atau kebocoran informasi dapat menimbulkan masalah hukum dan merusak kepercayaan konsumen.
-
Penghormatan Terhadap Hak Kekayaan Intelektual
TikTok adalah platform yang sangat visual, di mana konten sering kali melibatkan musik, desain, atau elemen kreatif lainnya. Penjual yang menggunakan materi promosi seperti musik atau desain milik orang lain tanpa izin melanggar hak kekayaan intelektual. Oleh karena itu, penting bagi penjual untuk selalu memastikan bahwa mereka memiliki hak untuk menggunakan konten tertentu atau menggunakan materi yang bersifat bebas royalti.
-
Menghindari Manipulasi Algoritma
TikTok menggunakan algoritma untuk merekomendasikan konten kepada pengguna berdasarkan preferensi mereka. Beberapa penjual mungkin mencoba memanipulasi algoritma ini dengan menggunakan teknik yang tidak etis, seperti menggunakan tagar populer yang tidak relevan dengan konten mereka atau memberikan ulasan palsu. Etika bisnis yang baik menuntut agar penjual menggunakan cara-cara yang jujur dan sah dalam mempromosikan produk mereka tanpa memanipulasi sistem platform.
-
Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis juga mencakup tanggung jawab sosial, di mana penjual diharapkan untuk tidak hanya berfokus pada keuntungan semata, tetapi juga mempertimbangkan dampak dari bisnis mereka terhadap masyarakat dan lingkungan. Misalnya, penjual dapat mendukung praktik bisnis berkelanjutan, memberikan donasi, atau berpartisipasi dalam kegiatan amal yang relevan dengan nilai-nilai mereka.
-
Etika Konten yang Ramah
Dalam dunia media sosial, konten yang dibagikan harus mematuhi pedoman komunitas. Penjual di TikTok Shop harus menghindari penggunaan konten yang melanggar aturan platform, seperti konten berbau kekeasan, p0rnografi, atau diskriminasi. Mengikuti aturan ini tidak hanya memastikan bahwa penjual tetap aktif di platform, tetapi juga menunjukkan bahwa bisnis mereka memiliki komitmen untuk menghormati nilai-nilai sosial yang lebih luas.
Kesimpulan
Menjalankan bisnis di TikTok Shop memerlukan keseimbangan antara kreativitas, kecepatan, dan etika. Penjual yang beretika tidak hanya mematuhi aturan platform, tetapi juga memperhatikan kepuasan konsumen, menjaga transparansi, serta menjalankan bisnis dengan integritas.
Etika bisnis yang baik membantu membangun reputasi yang positif, menjaga hubungan jangka panjang dengan konsumen, dan pada akhirnya menciptakan bisnis yang berkelanjutan di tengah persaingan yang ketat di dunia media sosial.
Penulis: Peri Wahyono, S.Sos. Mahasiswa Magister Management Universitas Putra Bangsa.