
INDUSTRI minyak dan gas merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian global, menyediakan energi yang mendukung hampir setiap aspek kehidupan modern. Namun, industri ini juga menghadapi tantangan besar dalam hal keberlanjutan, dampak lingkungan, dan tata kelola perusahaan.
Industri minyak dan gas berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, polusi, dan perubahan iklim, sehingga memerlukan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, perusahaan-perusahaan di sektor ini sering kali mendapat tekanan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, investor, dan masyarakat, untuk meningkatkan transparansi dan tanggung jawab sosial serta menerapkan praktik tata kelola yang lebih berkelanjutan.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini diperlukan inovasi teknologi, upaya transisi energi, dan kerja sama lintas sektor untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Oleh karena itu, mempraktikkan etika bisnis yang kuat merupakan landasan penting untuk memastikan bahwa industri ini beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Baca Juga: Tragedi Muzdalifah dalam Pandangan Etika Bisnis
Perusahaan minyak dan gas harus secara jujur melaporkan kegiatannya mulai dari eksplorasi hingga distribusi, termasuk pelaporan keuangan, keselamatan pekerja, dan dampak lingkungan.
Berikut adalah etika bisnis perusahaan minyak dan gas
Industri minyak dan gas dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan melalui emisi gas rumah kaca, risiko tumpahan minyak, serta polusi air dan tanah. Oleh karena itu, salah satu prinsip etika yang paling penting adalah perusahaan secara aktif mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas bisnisnya (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2022).
Keselamatan pekerja di industri minyak dan gas menjadi prioritas utama. Aktivitas seperti pengeboran minyak dan pengelolaan kilang menimbulkan risiko besar terhadap keselamatan pekerja. Oleh karena itu, perusahaan harus mematuhi standar keselamatan yang ketat dan menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. Selain itu, kesejahteraan karyawan juga perlu diperhatikan.
Hal ini termasuk memberikan upah yang layak, hak asasi pekerja, dan kesempatan pengembangan karir yang adil. Dalam beberapa kasus, perusahaan minyak dan gas beroperasi di lokasi terpencil dan kondisi kerja yang keras, sehingga prinsip etika sangat penting untuk menjaga kesejahteraan dan martabat pekerja.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang diundangkan pada tanggal 23 November 2001 membawa perubahan signifikan terhadap regulasi sektor minyak dan gas bumi di Indonesia. Undang-undang ini menggantikan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
Laporan ekstraksi minyak dan gas menjadi dasar hukum pengelolaan sumber daya minyak dan gas di Indonesia. Hal ini didasari dengan perspektif undang-undang dan peraturan nasional dan internasional. Hal tersebut mengharuskan Industri minyak dan gas tunduk pada berbagai undang-undang dan peraturan nasional dan internasional.
Baca Juga: Kepemimpinan Ideal dan Etika Manajeman SDM untuk Mencapai Tujuan Organisasi
Mematuhi peraturan ini tidak hanya penting secara hukum, namun juga merupakan bagian dari etika bisnis yang baik. Perusahaan harus memastikan kepatuhan terhadap undang-undang lingkungan hidup, pajak, hak asasi manusia, dan standar operasional lainnya di negara tempat mereka beroperasi.
Selain mematuhi hukum, perusahaan juga harus memerangi praktik korupsi. Transparansi dalam proses pengadaan dan pemrosesan kontrak serta penghindaran suap dan kesalahan lainnya adalah bagian dari praktik bisnis yang etis. Perusahaan minyak dan gas sering kali beroperasi di wilayah yang terdapat komunitas lokal.
Oleh karena itu, mereka mempunyai tanggung jawab untuk terlibat aktif dengan masyarakat setempat. Hal ini dapat dicapai dengan berinvestasi dalam pembangunan sosial seperti pendidikan, layanan kesehatan dan infrastruktur, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam bidang ini harus dilihat sebagai kewajiban moral dan bukan sekadar alat pemasaran. Hal ini termasuk mendengarkan kekhawatiran masyarakat mengenai dampak operasi, menghormati hak-hak masyarakat dan memberikan kontribusi yang tulus terhadap kesejahteraan masyarakat.
Seiring dengan meningkatnya permintaan energi ramah lingkungan, perusahaan minyak dan gas harus berinovasi agar tetap relevan dan beretika. Berinvestasi pada teknologi yang dapat mengurangi dampak lingkungan dan mengembangkan alternatif energi terbarukan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam jangka panjang.
Selain itu, industri ini perlu beradaptasi terhadap perubahan kebijakan energi global dan regional yang mengarah pada berkurangnya ketergantungan pada bahan bakar fosil. Perusahaan yang bertahan akan mampu menyeimbangkan keuntungan dengan inovasi ramah lingkungan dan upaya keberlanjutan.
Baca Juga: Mengelola Instagram dalam Etika Bisnis untuk Social Media Marketing di Era Digital
Industri minyak dan gas sering kali beroperasi di wilayah berisiko tinggi, seperti zona konflik atau wilayah dengan permasalahan hak asasi manusia yang serius. Oleh karena itu, etika bisnis yang baik dalam bidang ini mencakup komitmen untuk tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perusahaan harus menghormati hak masyarakat adat dan hak pekerja serta memastikan bahwa operasi mereka tidak memperburuk situasi sosial politik di wilayah tempat mereka beroperasi. Selain itu, mereka harus berkomitmen untuk tidak mendukung rezim yang melanggar hak asasi manusia atau menggunakan hasil operasi untuk mengkonsolidasikan rezim yang menindas mereka (Silitonga et al., 2023).
Penulis: Yuyun Karnili, Megister Management Universitas Putra Bangsa
News & Inspiring