

KEBUMEN (KebumenUpdate.com) – Alun-alun Pancasila Kebumen pada Sabtu malam, 7 Juni 2025, menjadi saksi bisu pertunjukan seni yang memukau.
Dalam gelaran “Car Free Night“, Sanggar Prabaswara Sakti berkolaborasi dengan SMKN 1 Ambal menampilkan Opera Gamelan Api Angkara dengan lakon drama wayang Sang Kumbakarna Narapati.

Pertunjukan ini tak hanya menghibur, tetapi juga menjadi wujud nyata dukungan serta kecintaan terhadap budaya nusantara, khususnya budaya Jawa.
Kolaborasi apik ini merupakan hasil kerja keras murid-murid SMKN 1 Ambal di bawah bimbingan Dwi Septiani SPd, bersama Sanggar Prabaswara Sakti yang diasuh oleh Ki Purwono Sinugiyanto. Penampilan mereka sukses membuat publik Kebumen terkagum-kagum.
Sebelum opera dimulai, penonton disuguhi berbagai tarian tradisional yang memukau sebagai pembuka. Ada Tari Lawet, Tari Bondan Tani, Tari Bajing Loncat, Lengger, dan Tari Kreasi yang berhasil menghangatkan suasana dan mempersiapkan penonton untuk pertunjukan utama.
Lakon Sang Kumbakarna Narapati yang dibawakan mengisahkan tentang adik kandung Rahwana, Raja Alengka. Kumbakarna digambarkan sebagai raksasa bertubuh luar biasa besar dan kuat, namun dengan sifat-sifat mulia yang kontras dengan sang kakak.
Puncak dari opera ini adalah penggambaran dilema mendalam yang dihadapi Kumbakarna saat Perang Alengka berkecamuk. Meskipun ia menentang tindakan Rahwana yang menculik Sinta dan mengakui kebenaran ada di pihak Rama, Kumbakarna akhirnya memilih untuk membela negerinya, Alengka, serta kehormatan keluarganya.
Dengan berat hati, ia maju ke medan perang, menegaskan bahwa ia tidak bertarung demi kejahatan Rahwana, melainkan untuk mati sebagai kesatria demi tanah airnya. Pertarungan sengit antara Kumbakarna dan Rama berujung pada kematian sang raksasa.
KRH Setyo Budi Kertiadinegoro, seorang budayawan Kebumen yang turut hadir, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap gelaran ini. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Sanggar Prabaswara Sakti dan SMKN 1 Ambal adalah upaya nyata untuk “nguri-uri budaya” atau melestarikan budaya agar tidak tergerus oleh budaya asing.
“Semoga acara ini bisa menginspirasi generasi muda dan saya berharap semoga event seperti ini bisa lebih baik, lebih maju seperti di sendratari Ramayana Prambanan,” ujar Setyo Budi, penuh harap.
Pertunjukan Opera Gamelan Api Angkara ini tidak hanya menjadi tontonan yang menarik, tetapi juga edukasi berharga tentang kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kisah pewayangan.
Suka menulis, membaca dan berpetualang.