DARI lokasi pertemuan dengan Pak Siswoyo, hanya berjarak 200-300 meter untuk sampai parkiran. Nampak terlihat ada dua sepeda motor terparkir. Sepertinya pengunjung. Melirik jam di hp, pukul 16.00 WIB. Hanya 45 menit dari Kota Kebumen untuk sampai di lokasi.
Di area parkir, ada sebuah bangunan yang kemungkinan dulunya difungsikan sebagai toilet. Juga terlihat kabel dan beberapa lampu yang berarti sudah ada penerangan di sini. Tidak ada yang berjaga, karena memang sudah tidak dikelola oleh warga.
Baca juga: Bukit Pranji, Dulu dan Sekarang (1)
Menaiki undak-undakan yang kurang lebih hanya 20 meter, lalu sampai pada tanah lapang yang cukup luas. Sepertinya banyak pengunjung yang mendirikan tenda di sini. Ada bekas api unggun, beberapa sampah makanan, juga bangunan dari kayu yang sepertinya bekas warung atau gazebo.
Sebelum banyak muncul tempat wisata alam di Kebumen, Bukit Pranji pernah menjadi primadona bagi para kawula muda yang ingin bermalam di alam terbuka atau sekadar mengisi waktu akhir pekan. Biasanya pengunjung akan datang malam hari untuk dapat menyaksikan matahari terbit (sunrise) yang terlihat jelas dari puncaknya.
Bahkan jika momentumnya tepat, bisa melihat matahari yang muncul di tengah-tengah Gunung Sindoro dan Sumbing. Mungkin sekitar bulan November, yang mana berdasarkan gerak semu matahari, pada bulan tersebut matahari berada di selatan khatulistiwa.
Suka menulis, membaca dan berpetualang.