
Ketika menuruni batuan besar yang saat naiknya kita harus sedikit menggunakan teknik climbing, sayup-sayup terdengar suara dedaunan yang tertiup angin. Hawa dingin juga mulai terasa.
Menyadari hal tersebut, saya bergegas turun menuju parkiran di mana sepeda motor saya tinggalkan. Ada perasaan seperti sedang dipandangi oleh yang lain, namun tidak terlihat ada di mana mereka.
Baca juga: Berwisata di Sudut Kota Kebumen, Begini Keseruannya
Berusaha membuang jauh-jauh pikiran negatif tadi, lalu segera beranjak pergi dan turun. Beruntung saat perjalanan turun, bertemu dengan tiga warga setempat.
“Piyambakan mas (Sendirian mas)?” tanya salah satu warga.
“Nggeh pak,” jawab saya.
Lalu sedikit basa basi dan izin melanjutkan perjalanan turun.
Wisata Alam Bukit Pranji berlokasi di Desa Pengaringan Kecamatan Pejagoan, 15 km dari Kota Kebumen. Bukit Pranji yang terbentuk pada masa Gunung Api Purba Halang (10-2 juta tahun yang lalu) pernah diusulkan menjadi situs geologi dalam kawasan Geopark Karangsambung Karangbolong (sekarang menjadi Geopark Kebumen).
Namun berdasarkan literatur yang saya baca, sepertinya Bukit Pranji tidak termasuk dalam kawasan Geopark Kebumen. Hanya Seni Jamjaneng dan Jabelan dari Desa Peniron, lalu Tari Cepetan serta Desa Jawa (Javanese Village) dari Desa Watulawang yang masuk Geopark Kebumen untuk kategori situs budaya tak benda (intangible cultural site).
Suka menulis, membaca dan berpetualang.