KUTOWINANGUN (KebumenUpdate.com) – Desa Pejagatan, Kecamatan Kutowinangun masuk dalam kawasan Geopark Kebumen. Desa yang terdiri atas empat pedukuhan yaitu; Krajan, Karunan, Kedungsumur dan Konduran ini memiliki tradisi turun temurun yakni memproduksi kerajinan gerabah.
Warga mengolah tanah lempung dengan campuran endapan pasir tuffa yang mereka ambil dari ladang dan kebun menjadi sebuah produk kerajinan bernilai ekonomi.
Baca Juga: Kenalkan Potensi Desa Pejagatan Melalui Lomba Kreasi Gerabah
Ya, Gerabah Pejagatan bukan sekadar barang kerajinan, melainkan cerminan kekayaan sejarah dan budaya. Di balik setiap tanah yang dibentuk menjadi cobek, mangkuk, piring rintik, kendil, mangkok, kendi, cangkir, pengaron dan padasan serta bentuk dan produk lain tersemat kisah yang panjang.
Proses dan Tahapan Pembuatan Gerabah
Proses pembuatan gerabah dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain; persiapan bahan baku dan alat, pembuatan adonan tanah liat, pengolahan dan pencetakan atau pembentukan secara manual, pengeringan, finishing bentuk, dan pembakaran.
Gerabah Pejagatan dikenal sebagai gerabah anti racun yang berwarna hitam alami. Warna hitam alami gerabah diperoleh dari hasil pembakaran yang menggunakan daun bambu.