Perahu Wisata Terbalik di Boyolali, Warning Bagi Pelaku Wisata Air di Kebumen

Wisata Air
Perahu wisata di Waduk Sempor, Kebumen. (Foto: Padmo)

KABAR duka dari Kabupaten Boyolali. Sebuah perahu wisata di Lokasi Waduk Gedung Ombo di wilayah Kecamatan Kemusuk, Kabupaten Boyolali terbalik, Sabtu 15 Mei 2021.

Dari rilis Polda Jateng, perahu wisata yang terguling itu berjumlah 20 orang penumpang. Sebanyak 11 orang selamat dan sembilan orang tenggelam. Kesembilan orang penumpang dilakukan pencarian oleh jajaran Tim SAR gabungan terdiri atas Basarnas, TNI dan Polri.

Bacaan Lainnya

1. Perahu Diduga Kelebihan Muatan

Dalam perkembangannya, Tim SAR gabungan menemukan enam orang korban di dalam air dalam keadaan meninggal. Pencarian korban tiga orang yang belum ditemukan terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.

Para penumpang perahu wisata tersebut, setelah berputar putar kemudian mereka kembali, lalu berselfi foto di atas perahu. Karena diduga muatan terlalu banyak, akhirnya perahu itu terbalik. Semua penumpang tercebur ke dalam air.

2. Bersenang-senang Abaikan Keselamatan

Wisata yang berakhir duka di objek wisata air ini tentunya bisa menimpa tidak hanya di Boyolali. Wisatawan yang terlalu bersenang-senang seringkali abai terhadap keselamatan jiwa. Pengelola maupun operator yang seringkali menyepelekan standar operasional prosedur (SOP) membuat tempat wisata banyak memakan korban jiwa.

Kabupaten Kebumen memiliki banyak objek wisata air. Baik yang dikelola oleh Pemkab Kebumen melalui Disporawisata maupun yang dikelola swasta. Sebut saja, Waduk Wadaslintang, Waduk Sempor, Pantai Logending, Jembangan Wisata Alam. Belum lagi sekarang ini muncul wisata air yang memanfaatkan aliran sungai seperti Sungai Luk Ulo, Sungai Telomoyo, Sungai Wawar, maupun Sungai Bodo.

3. Wisatawan Ogah Memakai Pelampung

Dari pengalaman selama ini, sering kali perahu tidak dilengkapi dengan pelampung yang memadai. Kalau pun ada pelampung tidak mencukupi seluruh penumpang. Bahkan seringkali pelampung hanya teronggok karena para wisatawan ogah memakai pelampung.

Semestinya operator harus tegas, dengan mewajibkan seluruh penumpang untuk memakai pelampung. Jika tidak perahu tidak bisa diberangkatkan. Dengan penyampaian yang simpatik, tentu para wisawatan akan tetap waspada dan tidak terlena.

Operator semestinya harus menyampaikan apa yang harus dilakukan oleh penumpang jika terjadi keadaan darurat. Kepanikan wisatawan, apalagi yang tidak bisa berenang akan menimbulkan korban jiwa semakin banyak.

4. Masalah Perahu Tua dan Kelebihan Muatan

Perahu yang kelebihan kapasitas penumpang menjadi persoalan lain. Perahu yang semestinya hanya muat untuk 10 orang, dipaksa untuk mengangkut 20 orang. Overload penumpang menjadi persoalan laten yang sampai saat ini masih terjadi.

Belum lagi perahu yang usianya sudah tua penuh dengan tambalan sana sini sebenarnya sudah tidak layak digunakan tetapi masih dipaksa untuk mengangkut wisatawan. Masih banyak lagi yang perlu dibenahi untuk menghindari tragedi yang terjadi di Boyolali terulang lagi.

5. Warning Bagi Pelaku Wisata di Kebumen

Apalagi Minggu 15 Mei 2021 seluruh objek wisata di Kabupaten Kebumen akan dibuka kembali setelah tutup selama tiga hari Lebaran. Tentu musibah di Boyolali menjadi warning bagi pelaku wisata utamanya wisata air di Kebumen. Bukan berarti wisata lain tidak memiliki risiko keamanan?

Pemkab Kebumen sebagai pemegang kebijakan, pengelola objek wisata, operator wahana, hingga wisatawan memiliki peran masing-masing agar keceriaan berwisata tidak berakhir dengan duka cita.

Selamat Berwisata, ingat bahwa tak ada kesenangan seharga nyawa!!!

 

 

 

Pos terkait