KEBUMEN (KebumenUpdate.com) –Program edukasi sekolah bumi dari Badan Pengelola Geopark Kebumen bersama Kebumen Geopark Youth Forum (KGYF) masuk pada pertemuan ke-5 yaitu kajian lapangan.
Kegiatan diawali dengan berkumpul di halaman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kebumen untuk mengikuti Tour Galery Geopark, Minggu 14 Juli 2024 yang dipandu Nur Arifin, anggota Badan Pengelola Geopark Kebumen Bidang Pendidikan.
1. Tour Galery Geopark
“Intisari dari geopark ada tiga, keanekaragaman geologi (geo diversity), keanekaragaman biologi (bio diversity) dan keanekaragaman budaya (culture diversity). Oleh karenanya, peserta sekolah bumi kami ajak masuk ke galeri geopark dengan harapan memahami secara utuh apa itu Geopark Kebumen. Baik itu geologinya, biologinya, maupun budayanya,” kata Nur Arifin.
2. Morfologi Totogan
Selanjutnya, peserta menuju Morfologi Totogan untuk mempelajari Teori Subduksi Lempeng. Penjelasan mengenai morfologi Totogan disampaikan oleh Rizal Nur Alfian, anggota Badan Pengelola Geopark Kebumen Bidang Infrastruktur. Ia menjelaskan tentang perbedaan morfologi yang disebabkan tumbukan antara lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia yang pernah terjadi di kawasan Karangsambung pada zaman kapur (sekitar 120 juta tahun yang lalu).
3. Geosite Serpentinit Pucangan
Lokasi berikutnya yang dikunjungi peserta sekolah bumi yakni Geosite Serpentinit di Desa Pucangan Kecamatan Sadang.
“Geosite Serpentinit bukan sebagai tujuan wisata, tapi sebagai edukasi untuk peserta didik baik itu SD, SMP, SMA, maupun mahasiswa dari perguruan tinggi. Serpentinit unik karena mengkilap dan dipakai sebagai bahan baku asbes. Sekarang asbes sudah mulai ditinggalkan karena kandungannya yang berbahaya bagi kesehatan,” kata Roihatul Jannah, pemandu di Geosite Serpentinit.