Unik, Wayang Golek Janeng Dipentaskan di Desa Karangsari

Salah satu adegan dalam pagelaran wayang Golek Janeng oleh Ki Sugito dari Kaibon Ambal. (Foto: Istimewa-KebumenUpdate)

SRUWENG (KebumenUpdate.com) –  Masih dalam rangkaian perayaan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI dan Hari Jadi ke-390 Kabupaten Kebumen warga Desa Karangsari, Kecamatan Sruweng, Kebumen, Selasa (27/8/2019) menggelar pementasan wayang golek yang unik.

Keunikan pementasan wayang golek tersebut  adalah diiringi dengan tembang-tembang jamjaneng dari Paguyuban Seni Tradisional Desa Karangsari pimpinan BE Susilohadi SPd.

Gelaran wayang yang kemudian disebut wayang Golek Janeng itu mengangkat lakon Raja Marmadi Masuk Islam dengan dalang Ki Sugito dari Desa Kaibon, Kecamatan Ambal.

Baca Juga: Repertoar Dansak, Mengemas Seni Tradisional untuk Generasi Milenial

Golek Janeng dipentaskan atas inisiatif dari Tusiyam Ketua RT 01 RW 01 Desa Karangsari, Sruweng.

“Niyate kangge nguri-uri seni tradisional, kalih ngge nyenengaken warga, khususe warga RT 01 RW 01, lan umume warga Desa Karangsari,” kata Tusiyam yang sekaligus sebagai penyandang dana utama dengan menggunakan bahasa jawa.

Turut hadir menyaksikan pementasan Sri Sukaryawati, Kepala Desa Karangsari yang baru saja dilantik beserta perangkat Desa Karangsari. Hadir Ketua Umum Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen Pekik Sat Siswonirmolo, juga ratusan masyarakat Desa Karangsari dan sekitarnya. Masyarakat tampak antusias menyaksikan pentas wayang yang tergolong cukup unik tersebut.

Baca Juga: Wayangan, Tenongan Hingga  Jamasan Pusaka Semarakkan Puncak Hari Jadi ke-390 Kebumen

Menurut  Ketua Paguyuban Seni Tradisional Desa Karangsari pimpinan BE Susilohadi SPd, pergelaran wayang golek janeng itu merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dua kesenian tradisional yang merupakan aset kesenian di Kabupaten Kebumen. Keduanya kemudian dijadikan satu kemasan dengan sebutan golek janeng.

“Harapannya wayang golek janeng itu menjadi dikenal akrab bagi warga masyarakat Kebumen,” ujar BE Susilohadi di sela-sela acara.

Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Kebumen Pekik Sat Siswonirmolo mengatakan, pergelaran wayang golek janeng itu merupakan langkah inovatif  yang patut diapresiasi. Setidaknya ada dua jenis kesenian tradisional yang secara bersama-sama dikuatkan keberadaannya.

“Keduanya sebenarnya sama-sama kesenian yang bernafaskan keislaman,” ujar Pekik berharap  wayang golek janeng akan lebih banyak dipentaskan sehingga semakin dikenal luas oleh masyarakat Kebumen.  (ndo)

Update Lainnya