PADURESO (KebumenUpdate.com) – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Kabupaten Kebumen melakukan penebaran ratusan ribu benih ikan, Rabu 28 Juli 2021. Lokasi penebaran di perairan umum daratan Desa Sendangdalem, Kecamatan Padureso, Kebumen.
Penebaran benih di sungai itu terdiri atas berbagai jenis ikan. Meliputi nila 65.270 ekor, ikan nelem/nilem 100.000 ekor dan benih lobster air tawar dengan jumlah 20.000 ekor.
Tambah Populasi dan Komoditas Ikan
Selain tim Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen, hadir dalam kegiatan itu Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mina Mandiri Desa Sendangdalem. Kemudian tim Pemerintahan Desa (Pemdes) Sendangdalem dan Kecamatan Padureso.
Baca Juga: Bonorowo Cocok Jadi Sentra Ikan Air Tawar, Ini Alasannya
Adapun kegiatan itu merupakan bagian dari pelestarian sumberdaya ikan di perairan umum daratan (PUD) di wilayah sungai, danau, waduk, rawa dan genangan lainnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk menambah populasi dan komoditas ikan di perairan umum daratan Sendangdalem serta menjaga kelestarian sumberdaya ikan di PUD Sendangdalem.
Momentum Peringatan Hari Sungai Nasional
Penebaran ikan di sungai tersebut bertepatan dengan momentum Hari Sungai Nasional. Indonesia memperingati Hari Sungai Nasional setiap 27 Juli setelah pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
Dalam pasal 74 menyebutkan bahwa untuk memberikan motivasi masyarakat agar peduli terhadap sungai, pemerintah memperingati tanggal penetapan PP tersebut sebagai Hari Sungai Nasional.
59 Persen Sungai di Indonesia Masih Tercemar Berat
Mengutip Antara.com, sebanyak 59 persen sungai di Indonesia masih tercemar berat. Direktur Pengendalian Pencemaran Air Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Luckmi Purwandari menyebutkan kondisi cemar berat dari 564 titik terdapat 59 persen tercemar berat. Cemar sedang 26,6 persen dan cemar ringan 8,9 persen.
Luckmi mengungkapkan sungai di Indonesia banyak tercemar oleh limbah kegiatan industri. Seperti migas dan pertambangan, limbah rumah tangga, dan peternakan. Limbah ini menjadi penyebab biota di aliran sungai mati karena kekurangan oksigen.
“Kalau sungai tercemar, kandungan oksigen menurun. Tentu kehidupan biota tersebut juga terganggu,” katanya.