KEBUMEN (KebumenUpdate.com) – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 42 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dengan dosen pembimbing Dr Suhartono MPd menyelenggarakan Penyuluhan Budidaya Organik kepada warga Desa Blater, Kecamatan Poncowarno, Kebumen.
Kegiatan penyuluhan budidaya organik ini merupakan salah satu rangkaian program kerja kelompok 42 KKN UNS yang beranggotakan 10 mahasiswa dari berbagai program studi.
Kegiatan penyuluhan budidaya organik berlangsung di aula kantor Desa Blater di Dukuh Kwaron, Desa Blater, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen, Senin 21 Agustus 2021. Penyuluhan budidaya organik dilaksanakan secara semi daring melalui Zoom Meeting.
Baca Juga: KKN UNS Kenalkan Ecoprint sebagai Pemberdayaan Ibu-ibu PKK
Penyuluhan menghadirkan pembicara Sofyan Adi Cahyono SP, seorang fasilitator dan assesor pertanian organik dan duta petani millenial Kementerian Pertanian RI. Pembicara memaparkan materi secara online yang langsung ditayangkan kepada peserta yang hadir di aula kantor Desa Blater.
Kegiatan ini diikuti oleh 16 peserta yang merupakan anggota PKK dan perwakilan kelompok tani, kepala Desa Blater, serta mahasiswa KKN UNS 42.
Koordinator KKN UNS 42 Aprilia Sekar Kinasih menjelaskan penyuluhan ini diadakan untuk mengedukasi masyarakat tentang budidaya organik karena minimnya pengetahuan masyarakat dalam pertanian organik. Selain itu kegiatan ini juga sebagai upaya untuk pemanfaatan lahan kosong yang ada.
Ubah Mindset
Berdasarkan dari informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala Desa Blater Suryo Widodo AMd, tingkat produksi sayuran di Desa Blater masih cenderung rendah. Mereka hanya mampu menghasilkan 10% produksi sayuran dari hasil pertanian yang ada.
“Kegiatan penyuluhan budidaya organik ini bertujuan untuk mengubah mindset warga Desa Blater terkait penggunaan pupuk pestisida yang dapat merusak lingkungan dan kesuburan tanah,” ujar Aprilia Sekar Kinasih.
Kepala Desa Blater Suryo Widodo AMd mendukung penuh kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKN UNS ini. Dia mengakui bahwa masyarakat Desa Blater masih berpikiran bahwa menggunakan pupuk pestisida lebih praktis dari pada pupuk organik. Di Desa Blater sendiri sudah ada pengolahan kotoran sapi sebagai pupuk organik. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan potensi yang ada.
“Dengan adanya penyuluhan ini saya berharap masyarakat bisa mengubah mindset mereka dan beralih pada pertanian organik,” ujarnya.
Baca Juga: Komunitas Pusaka Ajak Para Ibu Susuri Jejak Sejarah Kota Tua Prembun, Ini Misinya
Dalam penyuluhan ini Sofyan Adi Cahyono memaparkan terkait bagaimana teknik budidaya organik dari proses penanaman bibit sampai proses pemanenan. Pembicara juga menjelaskan bagaimana manfaat dari jenis-jenis pupuk organik serta cara membuat pupuk organik dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar rumah. Dia juga memberikan tips untuk membuat lahan pertanian menjadi lebih subur.
Meskipun tidak bertemu secara langsung dengan pembicara, peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir serta peserta aktif bertanya. Dari kegiatan penyuluhan budidaya organik ini diharapkan masyarakat lebih memahami terkait budidaya organik dan mampu mengaplikasikannya dalam pertanian di sana. (*)