KEBUMEN (KebumenUpdate.com) – Beredarnya video seorang wisatawan yang menjumpai satwa liar yang diduga macan di Bukit Tugel kawasan Pantai Menganti Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen cukup menghebohkan dunia maya.
Pertama kali video diunggah di media sosial Tiktok oleh akun @vloeurranger. Dalam video tersebut penggunggah video merekam seekor satwa diduga macan yang berjalan.
Dalam keterangannya, pemilik akun menulis; Berjumpa MACAN kejadian di bukit tugel Pantai Menganti dengan jarak 10 meter dari posisi macan yang baru keluar dari balik jurang. Posisi saat merekam kurang lebih 100 meter.
Baca Juga: Kembalikan Habitat Burung Lawet dengan Tanam Pohon Duwet, Beringin dan Gayam. Ini Hubungannya
“Sumpah itu macan gede bener. Wih, kelihatan nggak itu naik. Macan gede bener. Tuh, mau manjat pohon dia, deket gua tadi,” ujar perekam video dengan nafas terengah-tengah.
Postingan tersebut yang sudah ditonton oleh 5 juta orang memantik ratusan ribu komentar. Video tersebut juga memicu berdebatan di kalangan warganet di kolom komentar. Ada yang menyebut hewan itu merupakan macan tutul jawa (Panthera Pardus Melas), macan dahan (Neofelis Nebulosa), ada yang menyebutnya blacan. Namun tidak sedikit yang meragukan, bahkan ada yang menyebut hanya seekor monyet.
Perlu Penelitian
Terkait video tersebut, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng Darmanto menjelaskan bahwa kawasan Pantai Menganti sebenarnya bukan habitat macan tutul jawa. Sampai saat ini data terkait macan tutul jawa di daerah tersebut belum ada.
“Sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah hewan tersebut macan tutul jawa atau hewan yang lain,” kata Darmanto, Selasa 21 November 2023.
Baca Juga: Patroli Penyu, Salah Satu Program Kerja 4KY
Secara terpisah, Penyuluh Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tenga Wilayah VIII Kebumen Yoyok Tri Setyobudi SHut MEng menyebutkan terlepas dari kebenaran video itu, banyak testimoni di kawasan karst gombong selatan khususnya di Kecamatan Ayah ada penampakan dan maupun melihat bekas pakan, mendengar suara dari goa-goa yang ada di kawasan tersebut.
“Dari sisi habitat sangat memungkinkan karena ketersediaan pakan atau mangsa masih ada seperti rusa monyet, dan berang-berang. Kemudian tutupan vegetasi sangat memungkinkan karena cukup luas untuk jelajah. Dari sisi air juga tidak masalah,” ujar Yoyok Tri Setyobudi.