Ironi di Pesisir Tanggulangin: Dihijaukan Tapi Dieksploitasi

Papan Peraturan Desa Nomor 03 Tahun 2017 yang kini hilang terkikis abrasi. (Foto: Hari/2022)

KLIRONG (KebumenUpdate.com) – Puluhan orang terlihat asyik menanam pohon bakau dan cemara udang di pesisir selatan Desa Tanggulangin. Pohon yang telah ditanam kemudian diikat pada tiang bambu (ajir) sebagai penyangga. Dengan medan yang berlumpur, menanam pohon bakau dipastikan butuh tenaga ekstra bahkan sesekali harus menyelam ketika perairan sedang pasang.

Begitulah sekilas aktivitas penghijauan yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas kehutanan universitas ternama dari Jogja di kawasan Kaliratu yang masuk wilayah Desa Tanggulangin Kecamatan Klirong, Minggu 26 Mei 2024. Ada 2.500 pohon bakau dan 500 cemara udang yang ditanam oleh mahasiswa dibantu kelompok tani, nelayan, dan karang taruna.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Penambangan Pasir di Muara Sungai Lukulo Tak Terkendali, 7,65 Hektare Tanah Warga Tanggulangin Hilang

Penanaman bakau di muara Sungai Luk Ulo (Kaliratu) Desa Tanggulangin oleh mahasiswa. Tampak di kejauhan berlangsung aktivitas penambangan pasir. (Foto: Hari)

Namun tidak jauh dari lokasi penghijauan, ditemukan fakta mencengangkan di mana terlihat sejumlah perahu yang mengangkut muatan pasir dari aliran Sungai Luk Ulo tersebut. Seperti dua sisi mata uang, satu sisi kegiatan penghijauan yang juga termasuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dilakukan, di sisi lainnya terjadi aktivitas ekploitasi alam.

Kepala Desa Tanggulangin, Kasimin, dalam sesi acara sarasehan bersama mahasiswa, petani, nelayan, dan karang taruna pada malam sebelumnya mengatakan bahwa permasalahan ini sudah berlarut-larut. Pihaknya sudah menempuh berbagai cara mulai dari audiensi, patroli, hingga melaporkan ke pemerintah kabupaten.

Pos terkait