Banyak Jadwal Pentas Wayang Batal, Ini yang Dilakukan Dalang Ki Langgeng Hidayat

Ki Langgeng Hidayat membuat wayang di kediamannya Desa Rangkah, Buayan, Kebumen. (Foto: Istimewa)
Ki Langgeng Hidayat membuat wayang di kediamannya Desa Rangkah, Buayan, Kebumen. (Foto: Istimewa)

KEBUMEN (KebumenUpdate.com) – Pandemi Covid-19 yang melanda saat ini benar-benar membikin limbung para pekerja seni. Hal serupa juga dirasakan para seniman tradisional seperti kesenian wayang kulit. Satu di antaranya turut terdampak adalah dalang wayang kulit Ki Langgeng Hidayat.

Kebijakan pemerintah menerapkan pembatasan fisik dan sosial guna memutus mata rantai penularan virus Corona membawa berdampak turunan. Yakni pelarangan kegiatan yang melibatkan orang banyak, termasuk di dalamnya pergelaran wayang kulit.

Bacaan Lainnya

Belum lagi maklumat Kapolri Nomor: Mak/2/III/2020 Tentang Kepatuhan Terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona (Covid-19) membawa konsekuensi pidana. Jika nekat menggelar kegiatan, bakal dibubarkan oleh aparat kepolisian.

Jadwal Pementasan Wayang Kulit Dibatalkan

Secara otomatis banyak jadwal pementasan wayang kulit yang terpaksa dibatalkan. Pada bulan April 2020 misalnya Ki Langgeng telah membatalkan lima jadwal mendalang. Sedangkan pada bulan Mei 2020 dia juga telah membatalkan delapan pementasan wayang kulit.

Dengan pembatalan seperti ini tentu saja sangat dirasakan dampaknya secara ekonomi. Apalagi dalam managemennya, Ki Langgeng mempunyai 60 orang crew yang ikut mendukung pentasnya.

“Dengan tidak ada pentas wayang, tentu saja para crew juga tidak memiliki pendapatan,” ujar Ki Langgeng Hidayat saat ditemui di kediamannya di Dukuh Serang RT 01 RW 01 Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kebumen.

Tetap Berkarya di Tengah Wabah Corona

Meskipun tetap di rumah saja Ki Langgeng Hidayat tetap berkarya dengan cara membuat wayang kulit. Di pendopo rumahnya, setiap hari dia menyulap kulit sapi atau kerbau menjadi sebuah karya seni yaitu wayang kulit.

Mulai ngemal untuk mewujudkan karakter, memahat, hingga mewarnai hingga nyungging dilakukan setiap hari untuk mengisi waktu luang.

“Untuk pengerjaan pembuatan wayang memerlukan waktu rata-rata satu minggu. Tetapi untuk membuat gunungan memerlukan waktu lebih lama karena tingkat kesulitannya,” katanya.

Ajak Masyarakat Berdoa Pagebluk Segera Berakhir

Menyikapi kondisi saat ini, Ki Langgeng berharap kepada masyarakat untuk bersabar dan menyakini sebagai pagebluk. Dia juga mengajak masyarakat tetap berdoa dan meminta dan harus percaya sesuai keyakinannya bahwa pagebluk ini akan segera berakhir.

“Hal ini mungkin karena kita kurang berhati-hati oleh karena itu kita tetap waspada dan untuk menjaga kesehatan,” ujarnya. (rtn)

Pos terkait