KEBUMEN (KebumenUpdate.com) – Warga keturunan Tionghoa menggelar ritual King Ho Ping atau sembahyang rebutan di Kelenteng Kong Hwie Kiong Kebumen, Kamis (15/8/2019). Ritual untuk arwah para leluhur itu dilaksanakan setiap tahun persisnya bulan chiet gwee atau tanggal 15 bulan ke-7 Imlek.
Umat menggelar ritual untuk mendoakan arwah para leluhur. Adapun arwah yang didoakan bukan hanya arwah keluarga, melainkan arwah secara umum termasuk yang tidak lagi mendapatkan perhatian keluarganya.
“Bisa juga karena mereka tidak memiliki keluarga,” ujar Kepala Rumah Tangga Kelenteng Kong Hwie Kiong, Liem Tjen Lay di sela-sela ritual.
Dalam ritual tersebut disiapkan berbagai macam sesaji. Antara lain berupa makanan, lauk pauk, buah-buahan, daging, dan berbagai jenis minuman. Sesaji yang menyerupai makan besar itu ditata secara rapi di atas meja.
“Ritual ini sebagai laku bakti kepada arwah leluhur, orang tua, dan saudara,” imbuhnya.
Baca Juga: Repertoar Dansak, Mengemas Seni Tradisional untuk Generasi Milenial
Usai ritual, sedikitnya 1.000 paket sembako dibagikan kepada masyarakat sekitar Kelenteng Kong Hwie Kiong Kebumen. Pembagian sembako yang terdiri atas beras 3 kg dan mie instan. Warga tampak sangat antusias menerima sembako tersebut.
Warga yang sebelumnya telah menerima kupon datang menukarkan dengan paket sembako tersebut. Seluruh paket sembako dengan jumlah beras tiga ton yang disediakan ludes dalam waktu satu jam.
“Pembagian sembako kepada masyarakat sekitar kelenteng sekaligus sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat yang membutuhkan,” imbuh Tjen Lay seraya menyebutkan sembahyang King Ho Ping sebagai pokok cinta kasih lantaran laku bakti adalah pokok dari cinta kasih.
Baca Juga: Kampoeng Etnik, Wisata Keluarga yang Suguhkan Kearifan Lokal Kebumen
Ketua Yayasan TITD Kong Hiew Kiong Sugeng Budiawan menambahkan, sembahyang King Ho Ping juga dimaksudkan agar manusia selalu ingat asal usulnya dan tidak lupa balas budi atas jasa para leluhur. Sebab, sebelum mengenal siapa-siapa, orangtua dan keluarga sudah berjasa besar merawat.
“Maka sudah sepantasnya, kita membalas jasa mereka dengan berbakti meski mereka sudah meninggal,” ujarnya didampingi Sekretaris Yayasan Hengky Halim. (ndo)
News & Inspiring