KEBUMEN (KebumenUpdate.com) – Sejumlah 135 peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) tingkat SMP di Kabupaten Kebumen mengikuti asesmen di RSUD Prembun dan RSUD Dr. Soedirman. Adapun asesmen bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam pencapaian perkembangan secara akademik dan psikologi.
Kepala Disdikpora kebumen Yanie Giat Setyawan mengatakan, kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun bekerjasama dengan RSUD. Peserta yang ikut merupakan hasil pendataan dari satuan pendidikan. Tahun ini ada 135 siswa yang mengikuti asesmen dari total 251 siswa PDBK.
Baca juga: Baznas Jateng Salurkan Modal Usaha Rp 330 Juta di Kebumen dan Purworejo
“Asesmen PDBK ini untuk mengetahui potensi dan kelemahan individu sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan dari hal yang dikuasai dan yang belum dikuasai baik dalam aspek pembelajaran atau aspek perkembangan,” ujar Yanie saat meninjau pelaksanaan asesmen di RSUD Prembun, Senin 7 Oktober 2024.
Yanie menyebut memang tidak semua siswa PDBK mengikuti asesmen ini karena pembiayaan yang terbatas. Karenanya, asesmen ini akan dilakukan secara bertahap dengan mendahulukan siswa yang membutuhkan perhatian ekstra.
“Asesmen dilakukan secara bertahap,” tuturnya.
Di tempat yang sama, dr Singgih Priambodo RSUD Prembun mengatakan, ada beberapa hal dalam asesmen ini. Di antaranya pemeriksaan mata, mulut, telinga, jantung, paru. Kemudian kemampuan membaca, menulis, serta meng-interview kesulitan-kesulitan di sekolah.
“Dari hasil pemeriksaan tadi memang ada beberapa anak yang membutuhkan bimbingan belajar yang intens, karena setiap anak memiliki kemampuan daya serap yang berbeda. Ada juga beberapa yang daya ingatnya masih lemah, jadi butuh pendampingan yang ekstra, bukan hanya di sekolah, tapi juga di lingkungan keluarga,” ujar Singgih.
Sementara itu, Yulia Tri Haryati Psikolog RSUD Prembun menyampaikan asesmen ini dilaksanakan untuk mengetahui potensi akademik, sosial personal, dan devisit yang dimiliki setiap anak.
“Jadi tadi itu ada tes intelegensia, gaya belajar, dan kepribadian,” terangnya.
Dari hasil pemeriksaan psikologi, ada beberapa anak yang masih belum bisa membaca atau menulis. Lalu ada juga beberapa siswa yang merasa sangat lemah dalam mengikuti satu atau dua mata pelajaran, seperti matematika, bahasa Inggris, sehingga butuh pendampingan ekstra.
“Dari asesmen ini nantinya kita akan memberikan rekomendasi yang dapat orang tua lakukan demi pencapaian perkembangan anak. Termasuk kepada guru, bagaimana membuat metode yang efektif dalam menerapkan proses pembelajaran terhadap ABK sesuai dengan kesulitan yang dihadapi anak,” tandasnya.