AMBAL (KebumenUpdate.com) – Seorang pemuda bernama Pardi asal Desa Ambalkliwonan Kecamatan Ambal ditemukan meninggal dunia karena tersambar petir saat bermain layangan di area persawahan, Sabtu 19 Oktober 2024 sekitar pukul 19.15 WIB.
Pardi mengalami luka bakar serius di lokasi kejadian sebelum sempat mendapatkan pertolongan medis. Dua pemuda lainnya yang turut serta bermain layangan yaitu Salim Makhfud (23) dan Nur Fauzi (34), juga menjadi korban dalam insiden ini. Salim mengalami luka pada bagian pelipis dan kepala belakang akibat sambaran petir, sedangkan Nur Fauzi selamat tanpa luka serius.
Baca juga: UNIMUGO Mewisuda 514 Lulusan, 27 Wisudawan Raih Predikat Terbaik
Kejadian bermula ketika ketiga pemuda tersebut sedang bermain layangan di tengah area persawahan. Saat itu, cuaca memang sudah mulai tidak bersahabat dengan gerimis dan suara gemuruh petir yang terus terdengar. Namun, ketiganya tetap melanjutkan aktivitas bermain layangan, tanpa menyadari bahaya yang mengancam dari cuaca buruk.
Kapolres Kebumen, AKBP Recky melalui Plt Kasihumas Polres Kebumen, Aiptu Nanang Faulatun, menjelaskan bahwa saat petir menyambar, Pardi dan Salim tengah memegang tali layangan untuk mengendalikan layangan mereka.
“Ketika kilat menyambar, korban Pardi dan Salim Makhfud sedang memegang tali layangan, sementara korban Nur Fauzi berada di belakang mereka. Pardi langsung terkena sambaran petir yang menyebabkan luka bakar serius dan meninggal di tempat,” ujarnya, Minggu 20 Oktober 2024.
Sementara Salim yang juga memegang tali layangan mengalami luka di bagian pelipis dan kepala bagian belakang, namun beruntung tidak sampai mengalami luka fatal. Nur Fauzi, yang berada tepat di belakang kedua korban, berhasil selamat dari sambaran petir tanpa cedera yang serius. Ketiga korban kemudian dievakuasi oleh warga setempat yang segera melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang.
Setelah menerima laporan, petugas kepolisian dan tim medis segera menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Pardi dipastikan meninggal akibat sambaran petir.
“Korban Pardi diduga kuat meninggal akibat terkena sambaran petir, sesuai dengan kondisi luka bakar yang dialaminya dan keterangan dari korban selamat,” tambah Aiptu Nanang.
Insiden ini mengingatkan kembali akan bahaya bermain di area terbuka saat cuaca buruk, terutama ketika ada kilat atau petir.
“Kami mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di tempat terbuka, terutama saat ada petir. Ini sangat berbahaya,” tegasnya.
Bagi warga Desa Ambalkliwonan, Pardi dikenal sebagai sosok yang baik dengan warga sekitar. Pihak keluarga telah menerima kejadian ini dengan penuh rasa duka. Jenazah Pardi telah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Sementara itu, Salim yang masih mengalami luka akibat sambaran petir telah mendapatkan perawatan medis lebih lanjut di puskesmas terdekat. Kondisinya kini dilaporkan stabil dan ia diharapkan segera pulih dari luka yang dideritanya. Nur Fauzi, yang menjadi saksi mata dalam kejadian ini, masih dalam kondisi trauma akibat insiden tersebut.
Pihak kepolisian menyatakan akan terus memantau kondisi para korban yang selamat dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, aparat juga akan meningkatkan patroli dan sosialisasi terkait bahaya petir, terutama di musim penghujan yang kini mulai sering terjadi.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat luas untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum beraktivitas di luar ruangan, terutama ketika bermain layangan atau kegiatan lain yang melibatkan benda-benda yang dapat menghantarkan listrik. Petir merupakan salah satu fenomena alam yang tak bisa diprediksi dengan tepat, sehingga kehati-hatian sangat diperlukan.
Di tengah musim hujan, masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap fenomena petir yang lebih sering terjadi.
“Kami akan terus melakukan sosialisasi terkait bahaya petir dan pentingnya kewaspadaan saat cuaca buruk,” tutup Aiptu Nanang dalam keterangannya.