

Oleh: Salim Wazdy MPd *
IBNU Sina yang dikenal dengan Avicenna merupakan Bapak Ilmu Kedokteran Modern. Kitab as-Syifa dan Tha Canon of Medicine masih menjadi rujukan dalam ilmu medis.
Dalam bidang yang sama, ada al-Zahrawi dan Ahmad Ibn Tulun. Al-Zahrawi telah menulis kitab At-Tasrif liman Ajiza an at-Ta’lif sebagai salah satu referensi dalam ilmu bedah. Sedangkan Ahmad Ibn Tulun berhasil mendirikan Rumah Sakit al-Fustat di Mesir.
Sedangkan di bidang Matematika ada Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi adalah ahli matematika Islam yang dikenal sebagai penemu aljabar. Selain itu, ilmuwan asal Persia ini juga menemukan algoritma dan sistem penomoran. Al-Khawarizmi juga dikenal ahli di berbagai bidang, seperti astrologi dan astronomi.
Ibn Rusyd, Abbas Ibn Firnas, dan banyak ilmuan muslim yang karyanya berhasil mengubah dunia. Itulah zaman keemasan umat Islam. The Golden Age yang ditandai dengan munculnya ulama berkarakter ilmuan atau ilmuan berkarakter ulama.
Sayangnya, pada akhir Abad 18, berlahan umat Islam memasuki zaman kemunduran. Kehancuran Andalusia, menjadi titik balik dari The Golden Age ke The Dark Age. Dikotomi antara ilmu agama dan umum menjadi begitu kuat. Ilmu agama menjadi wajib dipelajari, sedangkan ilmu umum diabaikan. Akibatnya, terjadi ketimpangan umat Islam sebagai khalifah fi al-ard dan ‘Abdillah.
Upaya mengejar ketertinggalan terus dilakukan. Umat Islam terus berbenah diri. Di sinilah Kementerian Agama memainkan peran pentingnya dengan konsep integrasi ilmu agama dan umum. Sejatinya, tak ada dikotomi dalam keilmuan. Semua bersumber dari Allah Swt. yang terpancar melalui ayat qauliyah dan ayat kauniyyah. Dari kedua ayat inilah terjadi pembidangan (bukan dikotomi) antara ilmu agama dan umum agar mudah dipelajari.
Lalu, lembaga pendidikan di bawah pembinaan Kementerian Agama menstransformasikan diri. Bukan hanya mempelajari ilmu agama, tetapi juga mendalami sains, humaniora, dan teknologi. IAIN menjelma menjadi UIN sebagai langkah strategis integrasi keilmuan, sains dan Islam.
Bukan hanya itu, MI, MTs, dan MA ikut berbenah diri. Selain kegiatan-kegiatan kesiswaan bukan sekadar pendalaman ilmu agama, tetapi juga pengembangan sains dan teknologi. Madrasah memegang peranan penting sebagai pondasi integrasi ilmu agama dan umum.
Karena itulah, Kompetisi Sains Madrasah (KSM) berbeda dengan kompetisi lainnya. KSM memiliki karakter integrasi antara sains dan Islam, menuju madrasah hebat bermartabat. Penyusunan soal KSM yang terintegrasi dengan ilmu keislaman meliputi:
News & Inspiring