Warga Desa Arjosari Gelar Selamatan Pasca Jebolnya Tanggul Kali Kemit

Peletakan sesaji di titik tanggul jebol. (Foto: Dok. BPBD Kebumen)

ADIMULYO (KebumenUpdate.com) – Masyarakat Desa Arjosari, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen menggelar tradisi selamatan, Kamis 3 April 2025. Selamatan dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur sekaligus memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terhindar dari bencana.

Selamatan dipimpin oleh kiai desa setempat dengan diawali pembacaan tahlil. Tampak hadir Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen, Udy Cahyono, MSi serta Uko Ferdianto dari BPBD Kebumen. Selain itu, unsur pemerintah desa dan masyarakat sekitar turut serta dalam kegiatan ini.

Selamatan kali ini digelar pasca peristiwa jebolnya tanggul Kali Kemit pada 28 Maret 2025. Tidak  ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Akibat jebolnya tanggul sungai, sedikitnya 250 warga harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari dampak yang lebih buruk.

Desa Arjosari
Warga Desa Arjosari gelar selamatan. (Foto: Dok. BPBD Kebumen)

Doa Bersama Agar Kejadian Serupa Tak Terulang

Adapun salah satu alasan utama diselenggarakannya selamatan sebagai ungkapan syukur dan doa agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Masyarakat berharap agar tanggul yang jebol segera diperbaiki dan diperkuat agar lebih aman dan tidak membahayakan penduduk di sekitar bantaran Sungai Kemit.

Koordinasi antara pemerintah desa dengan Pemkab Kebumen terus dilakukan agar proses perbaikan tanggul bisa segera direalisasikan sesuai harapan masyarakat.

Desa Arjosari
Peletakan sesaji di titik tanggul jebol. (Foto: Dok. BPBD Kebumen)

Secara Simbolis,Letakkan Sesaji di Titik Tanggul Jebol

Pada penghujung acara, kepala desa setempat secara simbolis meletakkan sesaji di titik tanggul jebol sebagai bentuk doa dan permohonan keselamatan bagi wilayahnya.

Tradisi selamatan merupakan warisan leluhur yang telah dilakukan secara turun-temurun dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat setempat.

Tradisi selamatan ini menjadi bukti bahwa masyarakat masih menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dalam menghadapi musibah dan berusaha untuk tetap bersinergi dengan pihak terkait demi keamanan dan kesejahteraan bersama.

Update Lainnya