KARANGANYAR (KebumenUpdate.com) – Mantan Tenaga Ahli Bawaslu RI, Masykuruddin Hafidz berpendapat bahwa semakin miskin sebuah daerah, akan semakin rawan dengan politik uang (money politic). Hal ini ia sampaikan saat Sosialisasi Pengawasan Pemilihan Partisipatif dengan agenda Peluncuran Peta Kerawanan Pemilihan di Kabupaten Kebumen, Jumat 23 Agustus 2024 di Hotel Candisari Karanganyar.
Dalam paparannya, Masykuruddin Hafidz yang juga menjadi narasumber menganalogikan kerawanan pemilu seperti sebuah pohon.
Baca juga: Optimalkan Fungsi Media Sosial Panwascam, Bawaslu Kebumen Rapat Kehumasan bersama Awak Media
“Ibarat pohon, yang di bagian atas ada daun, buah, ranting. Tengah ada batang. Dan akar di sini menjadi kerawanan tinggi. Pelanggaran pemilu kalau ditebas ranting atau daunnya masih hidup. Tapi kalau dicabut akarnya semua mati. Itulah pemetaan kerawanan. Jadi sebagai pengawas, hal ini membantu kita menemukan pelanggaran,” kata Masykuruddin Hafidz.
Adapun peta kerawanan tahapan pemilu dari hasil evaluasi pelaksanaan pemilu sebelumnya sebagai berikut:
- Netralitas aparatur pemerintah, di antaranya upaya untuk mengerahkan dukungan melalui penyelanggara negara seperti ASN, penggunaan fasilitas negara, dan pengaruh jabatan.
- Penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) misalnya larangan penggantian jabatan enam bulan sebelum penetapan paslon.
- Politik uang (money politic) yakni paslon atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk memengaruhi penyelanggara pemilihan dan/atau pemilih.
- Pelanggaran administrasi dan prosedur.
“Hasilnya akan kita bagikan ke stakeholder dan elemen masyarakat. Harapannya semua berperan untuk pencegahan bersama. Karena Bawaslu tidak bisa sendirian,” kata Ketua Bawaslu Kebumen Amin Yasir.