SEMPOR (KebumenUpdate.com) – Pada peringatan HUT ke-78 kemerdekaan Republik Indonesia tahun lalu, di Bukit Kedoya Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor berlangsung pembentangan bendera merah putih berukuran raksasa oleh pecinta alam dan pendaki gunung asal Kebumen.
Namun dibalik lokasi idealnya untuk membentangkan bendera merah putih berukuran raksasa tersebut, Bukit Kedoya sejatinya merupakan lahan kritis. Seperti yang disampaikan Asifudin, Sub Koordinator Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLHKP Kebumen.
Baca juga: Mapala Trabas Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa di Bukit Kedoya
“Kegiatan penanaman pohon di lokasi ini sudah tepat. Karena berdasarkan peta lahan kritis, Desa Tunjungseto masuk area kritis,” kata Asifudin saat acara penanaman pohon di area Bukit Kedoya, Sabtu 15 Juni 2024.
Kurang lebih sejumlah 200 bibit pohon buah di antaranya alpukat, belimbing, manggis, pala, dan cengkeh ditanam di area parkir Bukit Kedoya yang masih terbuka tersebut. Adapun peserta kegiatan reforestasi yaitu pelajar SDN 3 Tunjungseto, mahasiswa pecinta alam dari perguruan tinggi di Kebumen, dan komunitas Jaka Arum (komunitas peduli lingkungan Desa Tunjungseto).
“Triple planetary crisis, tiga krisis lingkungan global yang saling bersinggungan yaitu polusi, krisis iklim, dan berkurangnya keanekaragaman hayati. Maka dengan reforestasi yang dilakukan hari ini pastinya merupakan salah satu upaya menumbuhkan kembali habitat yang masuk dalam triple planetary crisis tersebut. Juga termasuk salah satu pilar Geopark Kebumen yaitu konservasi,” lanjutnya.
Pilar Geopark
Selain pilar konservasi, pilar lain di dalam geopark yakni edukasi dan pengembangan ekonomi masyarakat berkelanjutan. Dengan kegiatan reforestasi yang dilakukan pelajar dan mahasiswa di Bukit Kedoya, termasuk juga ke dalam pilar edukasi yang tujuannya menanamkan kesadaran lingkungan.
Di Bukit Kedoya yang merupakan puncak Gunung Melantaran dengan ketinggian 179 meter di atas permukaan air laut juga terdapat Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) Makam Suyudono. Namun belum diketahui secara pasti apakah objek tersebut merupakan makam atau petilasan. Objek yang diduga cagar budaya tersebut juga pernah dilakukan pemugaran pada 29 Januari 2020.