Kisah Inspiratif Kedua Orang Tua di Balik Kesuksesan Musisi Muslim Syaebani

Muslim Syaebani
Syaebani ayah Muslim Syaebani. (Foto: Istimewa)

KEBUMEN (KebumenUpdate.com) – Siapa sangka di balik kesuksesan Muslim Syaebani sebagai musisi yang namanya berkibar di kancah musik nasional utamanya di platform digital Spotify, tersimpan kisah inspiratif tentang kedua orang tuanya.

Syaebani dan Marwiyah, pasangan sederhana dari Desa Klapasawit, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, telah memberikan fondasi kuat bagi putra mereka ini.

Bacaan Lainnya
Sosok Orang Tua yang Membentuk Karakter
Muslim Syaebani
Kedua orang tua Muslim Syaebani. (Foto: Istimewa)

Marwiyah, ibunda Muslim Syaebani, adalah sosok perempuan tangguh yang penuh kasih sayang. Lahir pada 5 April 1942, ia mendampingi suaminya dalam membesarkan sembilan anak di tengah kesederhanaan hidup di desa.

Sementara itu, Syaebani, sang ayah, adalah seorang petani sekaligus tokoh agama yang dihormati di masyarakat. Kelahirannya pada 3 Mei 1938 menjadi awal dari perjalanan panjangnya sebagai seorang pemimpin spiritual bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

Pasangan Syaebani dan Marwiyah menikah pada 21 September 1961. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai sembilan orang anak, dengan Muslim Syaebani sebagai anak ke delapan.

Sebagai seorang kiai dan ahli kitab, Syaebani tidak hanya mengajarkan ilmu agama kepada anak-anaknya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan kepedulian terhadap sesama. Ia aktif di Nahdlatul Ulama Buluspesantren dan menjadi imam di Mushola Al Ikhlas.

Baca Juga: Rilis Lagu, Muslim Syaebani Masuk Jajaran Artis Terverifikasi Spotify

Syaebani adalah sosok yang gigih dan berdedikasi. Sebagai petani, ia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, sementara sebagai kiai ia menjadi panutan bagi masyarakat setempat. Pengabdian Syaebani tidak hanya terlihat dalam bidang pertanian, tetapi juga dalam kehidupan keagamaan dan sosial di desanya.

Perannya sangat berpengaruh dalam menghidupkan kegiatan keagamaan di wilayah tersebut. Semasa hidupnya, banyak santri yang mengaji di kediamannya di Jalan Pandu Nomor 10 Kebumen. Selain itu, ia juga dikenal sebagai imam Mushola Al Ikhlas, tempat memimpin shalat dan berbagai kegiatan keagamaan hingga akhir hayatnya.

Qodarullah, Syaebani menghembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan kanker prostat pada 1 September 2014 di Rumah Sakit An Nur Yogyakarta.

Warisan yang Tak Ternilai
Muslim Syaebani
Marwiyah, ibunda Muslim Syaebani. (Foto: Istimewa)

Kepergian Syaebani meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Namun, nilai-nilai luhur yang ditanamkannya terus hidup dalam sanubari anak-anaknya, termasuk Muslim Syaebani yang berhasil meraih kesuksesan sebagai seniman di dunia musik.

Kisah inspiratif ini mengajarkan kita bahwa dengan kerja keras, semangat pantang menyerah, dan dukungan keluarga, kita dapat meraih segala cita-cita.

Muslim Syaebani berhasil membuktikan bahwa latar belakang keluarga yang sederhana bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Meski lahir dari keluarga sederhana, Muslim Syaebani mampu membuktikan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, segala impian dapat dicapai.

Pos terkait