
Oleh: Dr Hj Herniyatun MKep Sp Mat*
KANKER serviks di Indonesia mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke tahun. Kanker serviks menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan dan menempati jumlah tertinggi dari kanker ginekologi lainnya. Dengan demikian kanker serviks merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia karena memiliki angka kejadian dan angka kematian yang tinggi.
Berbagai program terapi seperti radioterapi, kemoterapi, pembedahan maupun terapi kombinasi telah dilakukan untuk menyembuhkan kanker serviks. Namun demikian terapi tersebut dapat menimbulkan efek atau masalah terhadap fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
Masalah fisik yang dihadapi oleh perempuan dengan kanker serviks diantaranya adalah penyakit jantung, kerusakan ginjal, hipertensi, osteoporosis, perubahan fungsi seksual, menopause dini, infertilitas, kekambuhan kanker, nyeri, fatigue atau kelelahan kronik, kerusakan kognitif, lymphoedema, gangguan berkemih dan lain-lain.
Masalah psikologis yang timbul pada perempuan dengan kanker serviks diantaranya adalah cemas, takut terhadap kondisi penyakit dan pengobatannya, merasa kelelahan, tidak berdaya, depresi, gambara tubuh yang berubah, merasa kurang percaya diri, merasa ada yang kurang sebagai perempuan, penurunan minat seksual, perubahan respon seksual dan lain-lain.
Sedangkan permasalahan sosial diantaranya terganggunya aktifitas sosial, tidak bekerja, masalah keuangan, serta yang lainnnya. Masalah spiritual juga dihadapi oleh penderita kanker seperti hilangnya harapan terhadap Allah, ketidakmampuan memahami arti kehidupan terutama saat sakit, hidup dengan ketidak pastian, marah terhadap Allah, merasa dihukum oleh Allah dan lain sebagainya. Kondisi kanker serviks yang mengancam jiwa memungkinkan penderita mengalami masalah spiritual dalam mempersiapkan dirinya menjelang kematian.
Berbagai permasalahan yang dialami oleh perempuan dengan kanker serviks akan memberikan dampak yang kompleks terhadap individu, keluarga dan masyarakat sehingga membutuhkan penanganan dan pendekatan oleh tim interdisipliner. Perawat dalam merawat pasien senantiasa memandang pasien sebagai manusia secara utuh, yaitu merawat pasien dengan memperhatikan keseluruhan aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual atau merawat pasien dengan pendekatan holistik.
News & Inspiring