
Jaringan Global Geopark Global, yang tahun ini merayakan hari jadinya yang ke-10, menghimpun wilayah-wilayah yang diakui atas warisan geologisnya yang kaya. Warisan ini meliputi formasi batuan, pegunungan atau rangkaian gunung berapi, gua, ngarai, situs fosil, atau lanskap gurun purba yang menjadi saksi bisu sejarah, evolusi, dan iklim planet kita.
Situs-situs ini juga berfungsi sebagai tempat konservasi dan pendidikan lingkungan, di mana masyarakat lokal dan adat dapat mempromosikan budaya dan pengetahuan mereka.
Direktur Umum UNESCO Audrey Azoulay mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, Geopark UNESCO telah menjadi model untuk konservasi warisan geologis. Namun, peran mereka jauh lebih luas, mencakup dukungan terhadap proyek pendidikan, promosi pariwisata berkelanjutan, dan pelestarian pengetahuan serta tradisi wilayah melalui partisipasi aktif masyarakat lokal dan adat.
“Contohnya adalah Geopark Katla di Islandia, di mana sekolah-sekolah setempat terlibat aktif dalam penelitian ilmiah tentang lanskap yang menyimpan jejak sistem vulkanik dan glasial melalui aliran lava dan pantai pasir hitamnya,” ujar Audry Azoulay seperti dikutio situs resmi UNESCO.
Setiap tahun, situs-situs baru ditambahkan ke dalam jaringan melalui keputusan Dewan Eksekutif UNESCO, setelah evaluasi aplikasi oleh Dewan Geopark Global yang terdiri dari para ahli internasional.
Adapun ke-16 geopark yang baru ditetapkan berlokasi di Tiongkok (Kanbula dan Yunyang), Republik Demokratik Rakyat Korea (Gunung Paektu – geopark pertama negara ini), Ekuador (Napo Sumaco dan Gunung Tungurahua), Indonesia (Kebumen dan Meratus), Italia (MurGEopark), Norwegia (The Fjord Coast), Republik Korea (Danyang dan Gyeongbuk Donghaean), Arab Saudi (Riyadh Utara dan Salma – dua geopark pertama negara ini), Spanyol (Costa Quebrada), Inggris Raya (Arran), dan Vietnam (Lang Son).
News & Inspiring