Rotary Club of Yogya Tugu Bantu Atasi Kesulitan Air Petani Desa Ginandong

Rombongan Rotary Club of Yogya Tugu foto bersama petani saat survei di Desa Ginandong. (Foto: Padmo-KebumenUpdate)

KARANGGAYAM (KebumenUpdate.com)  – Para petani di Desa Ginandong, Kecamatan Karanggayam, Kebumen bisa tersenyum lega karena tidak lagi dibayang-bayangi kegagalan akibat kekurangan air. Para petani yang semula hanya mengandalkan air, hujan dalam waktu dekat akan suplai dari sumber mata air Sibelet.

Ya, para petani di Desa Ginandong tersebut mendapatkan bantuan dari yayasan Water-en Gezondheidszorg Projecten Netherland yang berkolaborasi Rotary Club of Yogya Tugu dalam bentuk jaringan irigasi atau pipanisasi dari mata air hingga ke ladang mereka yang jaraknya sekitar 3.5 km. Bahkan Presiden Rotary Club of Yogya Tugu Marcus Hacquecbord bersama PDG Sadana, AG Handy dan member Rotary Club of Yogya Tugu asal Kebumen Rachel Yuliani melakukan survei langsung ke Desa Ginandong, Sabtu 20 Februari 2021.

Petani Hanya Mengandalkan Air Hujan
Rotary Club
Suji (40) petani di Dukuh Karangkamal menyampaikan masalah yang dihadapi petani di desanya. (Foto: Padmo-KebumenUpdate)

Mereka didampingi pengusaha yang juga sesepuh komunitas Sedulur Kebumen Sugeng Budiawan, Hardi Nugroho, Santoso Budiawan, mantan Dandim 0709 Kebumen Letkol Kav Suep SIP dan istri Bida Kurniawati. Dari Yogyakarta rombongan transit terlebih dahulu di Meotel Kebumen sebelum bertolak ke lokasi yang berada di Desa Ginandong yang berada di daerah perbukitan.

Suji (40) salah satu petani di Dukuh Karangkamal, Desa Ginandong menyampaikan bahwa pertanian mereka selama ini menggunakan sistem tadah hujan. Komoditas yang bisa bertahan hanya singkong, namun harga jualnya yang rendah yakni Rp 1.000/kg membuat hasil panen tidak sebanding dengan ongkos produksi.

Sedangkan tanaman padi hanya sekali tanam dalam satu tahun. Itu pun mereka seringkali gagal karena mereka sudah mengolah lahan tetapi tidak lagi turun hujan.

Pipanisasi Jadi Solusi Atasi Kesulitan Air
Rotary Club
Member Rotary Club of Yogya Tugu menyantap nasi oseng tempe dengan daun pisang. (Foto: Padmo-KebumenUpdate)

Sebagian petani juga mencoba beralih ke komoditas lain seperti pepaya California, jambu kristal, pepaya, dan jeruk terkendala dengan air karena tidak bisa menyiram. Pasalnya sumber air yang bisa dimanfaatkan dengan gaya gravitasi jaraknya cukup jauh yakni 3,5 km.

“Salah satu solusi adalah dengan pipanisasi sehingga air bisa dimanfaatkan untuk pertanian,” ujar Suji saat menerima rombongan Rotary Club of Yogya Tugu di rumahnya.

Halaman: 1 2
Update Lainnya