GOMBONG (KebumenUpdate.com) – Selain mengelola bisnis yang sudah ada seperti lembaga keuangan, tour travel, konsultan perencana konstruksi, hingga produksen bed pasien rumah sakit, Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata (MEBP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah siap mengembangkan bisnis di bidang produksi peralatan kesehatan.
Ketua MEBP PWM Jawa Tengah Ir H Mohammad Yahya Fuad SE menyampaikan bahwa tahun depan pihaknya akan mendirikan pabrik alkes di Kebumen.
“Kami menargetkan medio 2024 sudah bisa mendirikan pabrik di Indonesia,” ujar Mohammad Yahya Fuad di sela-sela persiapan Muhammadiyah Jawa Tengah Expo (MJE) 2023 di Gombong.
Baca Juga: Muhammadiyah Jateng Expo 2023 Digelar di Gombong, Berikut Rangkaian Kegiatannya
Dalam rangkaian MJE 2023 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo) 17-20 November 2023 juga akan digelar Rakerwil MEBP PWM Jateng.
Lebih lanjut, Yahya Fuad menambahkan, pihaknya sudah melakukan kesepakatan dengan pabrikan alkes dari Tiongkok. Selain MEBP akan menjadi distributor, mulai tahun depan secara bertahap akan membangun pabrik dengan lisensi dari pabrik Tiongkok.
“Desember mendatang kami bersama dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) beserta pengurus Muhammadiyah akan berkunjung ke China untuk menindaklanjuti program ini,” ujar mantan Bupati Kebumen tersebut.
Suplay Kebutuhan Rumah Sakit Muhammadiyah
Adapun hasil produksi alkes nantinya untuk mensuplay kebutuhan rumah sakit Muhammadiyah. Di Indonesia terdapat 172 rumah sakit Muhammadiyah. Sedangkan di Jateng ada 53 rumah sakit Muhammadiyah.
“Artinya dengan pasar Muhammadiyah saja sudah mencukupi produksi pabrik kita nanti,” ujarnya.
Selama ini untuk peralatan kesehatan yang besar, seperti hemodealisa, ct scan, MRI, radioterapi, banyak rumah sakit yang tidak membeli peralatan tetapi lebih memilih menerapkan sistem Kerja Sama Operasional (KSO) dengan perusahaan.
Baca Juga: Amar Brkic, Pemain Timnas Indonesia U-17 Ini Ternyata Keponakan Mantan Bupati Kebumen
MEBP mengambil peluang itu dengan mendirikan perusahaan yang melayani KSO alkes. Sehingga nanti jika rumah sakit membutuhkan mesin hemodialisa KSO bukan dari perusahaan luar, tetapi dengan perusahaan milik Muhammadiyah.
“Rakerwil MEBP PWM Jateng ini salah satunya dilaksanakan untuk mematangkan program-program kerja tersebut,” ujar Mohammad Yahya Fuad.