PMI Kebumen Laksanakan Baseline Survey di Empat Desa

PMI Kebumen
Enumerator mengumpulkan data dari responden. (Foto: Istimewa)
Meningkatkan Kapasitas Komunitas Keluarga dan Sekolah Menuju Ketangguhan Bencana

KEBUMEN (KebumenUpdate.com) – PMI Kabupaten Kebumen bekerjasama PMI Pusat dan Japanese Red Cross Society (JRCS) atau Palang Merah Jepang melaksanakan Baseline Survey di empat desa yang menjadi desa binaan dalam program dukungan dari Palang Merah Jepang. Rangkaian kegiatan tersebut berlangsung mulai Senin-Kamis, 14-17 Juni 2021.

Adapun empat desa yang menjadi sasaran ialah Desa Tanggulangin Kecamatan Klirong, Desa Tegalretno Kecamatan Petanahan, Desa Waluyorejo Kecamatan Puring, dan Desa Jladri Kecamatan Buayan.

Bacaan Lainnya
1. Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Berbasis Masyarakat
PMI Kebumen
Enumerator mengumpulkan data dari responden. (Foto: Istimewa)

Program ini merupakan program kesiapsiagaan tanggap darurat bencana berbasis masyarakat dan sekolah di selatan Jawa yang akan dilaksanakan selama tiga tahun. Dalam kegiatan kali ini baru menyasar desa target. Baseline survey untuk sekolah akan dilaksanakan beberapa waktu ke depan.

Koordinator Lapangan Program Qosim Jamaluddin menjelaskan, kegiatan baseline survey ini dilaksanakan dengan berfokus pada pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan praktik perilaku masyarakat terhadap bencana alam.  Kegiatan dilakukan untuk mencari data awal tentang demografi desa target, meningkatkan desain program lebih lanjut berdasarkan pengetahuan yang didapatkan dari survei. Juga sebagai dasar pembanding antara survei awal dan survei akhir sehingga mengetahui perubahan yang terjadi setelah dilakukan intervensi dalam program.

Baseline survey ini dilaksanakan dalam rangka mencari data terkait sikap, pengetahuan, dan perilaku masyarakat terhadap bencana. Setiap warga desa pasti memiliki pengalaman yang berbeda terkait bencana alam. Kami ingin mengetahui ini agar kedepannya kita bisa memilih strategi terbaik yang sesuai dengan kondisi desa untuk diintervensikan dengan tujuan kapasitas masyarakat terkait bencana bisa meningkat,” ungkap Qosim Jamaluddin.

2. Baseline Survey Melibatkan 60 Enumerator

Pelaksanaan kegiatan baseline survey melibatkan kurang lebih 60 enumerator yang berasal dari relawan PMI Kebumen dan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) dari masing-masing desa target, 10 fasilitator, PMI Pusat dan juga dari Palang Merah Jepang.

Sebelum kegiatan, enumerator dilatih dan diberi pengetahuan tentang ringkasan program, metodologi dan pengambilan sampel survei, menggunakan kuesioner pengumpulan data, etika dalam penelitian, prosedur survei dan manajemen data. Selain itu juga dilakukan pencarian data dengan metode focus group discussion (FGD) dengan menghadirkan beberapa unsur masyarakat seperti lansia, penyandang disabilitas, ibu-ibu, pemerintah desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan juga pemuda desa.

“Dengan menghadirkan responden yang berbeda unsur diharapkan akan diperoleh pengetahuan tentang paradigma masyarakat yang berbeda dalam memandang bencana alam,” ujarnya.

3. Meningkatkan Kapasitas Menuju Ketangguhan Bencana.
PMI Kebumen
Enumerator mengumpulkan data dari responden. (Foto: Istimewa)

Secara umum, tujuan utama program ini ialah meningkatkan kapasitas komunitas sekolah dan keluarga menuju ketangguhan bencana. Hal ini mengingat Kebumen merupakan salah satu kabupaten yang memiliki ancaman bencana alam cukup besar seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa dan tsunami.

Di sisi lain sebagian besar masyarakat masih memiliki pengetahuan yang cukup minim tentang bencana. Hal ini tentu menjadi salah satu kerentanan yang berpotensi membuat kerugian baik harta maupun nyawa menjadi lebih besar. Peningkatan kapasitas masyarakat adalah salah satu bentuk mitigasi yang cukup strategis untuk dilakukan mengingat masyarakat adalah orang terdepan yang langsung berhadapan dengan bencana.

“Dengan kapasitas yang baik maka potensi kerugian harta maupun jiwa bisa ditekan menjadi lebih kecil,” ujarnya. (qosim/gita)

Pos terkait