SEJATINYA kesenian tradisional dengan modern itu bukan untuk saling dihadap-hadapkan. Sebagai produk budaya, keduanya dapat dikolaborasikan menjadi sebuah harmoni pergelaran yang cukup menarik untuk disaksikan.
Harmoni itu terlihat jelas saat menyaksikan Repertoar Dansak yang dipentaskan oleh Sekolah Rakyat Melu Bae (SRMB) Kebumen, Sabtu (20/7/2019) malam. Pergelaran yang disutradarai oleh salah satu pamong SRMB Pitra Suwita itu “mengawinkan” kesenian cepetan khas Kebumen dengan musikalisasi puisi dan musik kontemporer.
Para seniman tari cepetan Timbul Krida Budaya dari Desa Watulawang begitu klop saat berkolaborasi anak-anak belia penari Victory Dance Crew Kebumen. Gamelan tampil selaras saat beriringan dengan gitar, jimbe, suling dan alunan gesekan biola anak-anak Kebumen Violine Orcherstra (KVO).
Baca Juga: Pergelaran Wayang Kulit Meriahkan Silaturahmi Warga Perantauan Desa Jladri
Dengan penata musik arahan Sutarjo dan Toro MB, selain gending jawa, beberapa nomor dimainkan secara ansambel maupun kolaborasi antara lain “Symphony yang Indah”, “Despacito” dan “Anak Pantai”.
Didukung dengan setting panggung yang apik oleh Ari Susanto serta penata lampu oleh Teater Margin, pergelaran itu semakin menarik. Bagaimana tidak, mulai masuk ke area pendopo rumah dinas bupati, penonton disambut oleh obor dan aroma bakaran kemenyan yang identik dengan ritual seni cepetan.
Pertunjukan itu membuat ratusan penonton terkesima. Mereka datang tak hanya dari Kebumen, tetapi juga dari Magelang, Cilacap bahkan Surabaya. Pendopo rumah dinas bupati tak mampu menampung banyaknya pecinta seni yang hadir. Mereka tampak jenak menyaksikan pentas yang dimulai pukul 20.00 hingga paripurna pukul 21.30.