Burnout di Usia 25: Ketika Ambisi dan Realita Bikin Mental Kolaps

KAMU masih 20-an, semangat membara, target setinggi langit, tapi… kok rasanya lelah terus, ya? Bangun tidur sudah capek, bekerja terasa kosong, dan waktu luang cuma diisi scroll medsos tanpa makna.

Kalau kamu mengalami ini, bisa jadi kamu sedang menghadapi burnout—kelelahan mental dan emosional akibat tekanan yang terus-menerus.

Fenomena burnout tidak hanya terjadi di usia matang. Anak muda, terutama usia 25-an, justru jadi kelompok paling rentan. Kenapa? Karena di usia ini, kita berada di antara ambisi pribadi, tekanan pekerjaan, ekspektasi orang tua, dan pencitraan sosial media yang melelahkan. Banyak yang memaksakan diri untuk “berhasil cepat” tanpa istirahat cukup, tanpa jeda untuk diri sendiri.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Bunaken pafibunaken.org mengutip laporan dari World Health Organization (WHO), burnout dikategorikan sebagai sindrom yang muncul akibat stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola.

Gejalanya antara lain:

  • Rasa lelah yang terus-menerus, bahkan saat tidak sedang banyak aktivitas.
  • Sinis atau tidak peduli terhadap pekerjaan dan tanggung jawab.
  • Penurunan performa dan motivasi.
  • Menjauh dari pergaulan sosial, dan lebih sering merasa “kosong”.

Dalam jurnal Frontiers in Psychology (2021), disebutkan bahwa Gen Z dan milenial muda lebih rentan burnout karena perpaduan tekanan digital, kurangnya keseimbangan kerja-hidup, dan ketidakpastian karier.

Solusinya? Jangan tunggu burnout menggerus habis semangatmu. Mulailah dari manajemen waktu, belajar berkata tidak, dan kenali batas energimu sendiri. Me time itu penting. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan konselor atau psikolog untuk mencari strategi pemulihan yang tepat.

Ingat, sukses bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang bisa bertahan dan tetap sehat, secara mental dan fisik.

Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan bukan pengganti nasihat medis profesional. Jika kamu mengalami gejala burnout yang berkepanjangan, segera cari bantuan dari tenaga kesehatan mental terpercaya.

Update Lainnya